SUMEDANG, iNewsBandungRaya.id - Pemkab Sumedang terus berupaya melawan kemiskinan dan stunting yang terjadi di wilayahnya. Khusus kemiskinan, Sumedang menargetkan single digit pada 2023.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir menargetkan angka kemiskinan turun satu persen dari 10,14 persen menjadi 9,14 persen. Sedangakan stunting dari 8,27 menjadi 6,27 persen berdasarkan data E-PPGBM.
“Inilah target kami langsung by name by address. Sekarang ditambah udah disebar ke tiap desa bagaimana yang stunting bisa teratasi supaya tidak stunting,” kata Dony saat launching Gerakan Bersama (Geber) Lawan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting di Desa Mekar Rahayu Kecamatan Sumedang Selatan, Jumat (24/2/2023).
Dony menilai, gerakan melawan kemiskinan dan stunting adalah bagian dari jihad dalam membela bangsa dan negara. Pasalnya, gerakan tersebut bagian dari kerja yang sungguh-sungguh.
"Ini bukan hanya tugas negara. Bagi saya yang beragama Islam, ini merupakan bagian dari jihad melawan kemiskinan dan stunting," ucapnya.
Keterangan dalam Al-Qur'an, kata Dony, melarang meninggalkan keturunan yang lemah baik secara fisik, mental, maupun ekonominya.
"Kita tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah, imannya, ekonominya, fisiknya," ujarnya.
Menurut Dony, Geber Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting adalah gerakan seluruh masyarakat Kabupaten Sumedang untuk mempercepat mengentaskan kemiskinan dan penurunan stunting di wilayahnya.
“Jadi ini total football. Tidak hanya gerakan seremonial, tapi betul-betul semuanya turun ke bawah dan langsung dieksekusi seperti ini," jelasnya.
Dony pun bersyukur Forkopimda terlibat dan masuk di struktur Tim Geber, termasuk Forkopimcam.
“Jadi ini dikeroyok bersama Forkopimda, Bupati, Wabup, Sekda semuanya nongkrongin. Jadi ini gerakan bersama Pemda, TNI, Polri dan seluruh kekuatan masyarakat," ujarnya.
Ia pun memonitor semua anggota Tim Geber yang di antaranya terdiri dari para Asisten, Kepala Perangkat Daerah dan Kabag dalam mengkoordinasikan gerakan di level kecamatan.
"Saya bersyukur karena di lapangan para Kepala Dinas, Kabag banyak inovasi menjadikan kecamatan yang didampinginya sesegera mungkin ditanggulangi stuntingnya dan diturunkan kemiskinannya," ujarnya.
Dony menerangkan, gerakan tersebut akan terus berlanjut dengan sumber dananya berasal dari APBD, APBDes, BUMD, BUMN, Baznas dan perusahaan.
“Jadi ini ada dalam satu pintu di Bagian Logistik. Yang belum mempunyai BPJS, balita tersebut kita berikan BPJS-nya. Sanitasinya di desa tersebut kita bangunkan, karena sanitasi berdampak kepada stunting,” terangnya.
Oleh karena itu, menurutnya sejak remaja putri, para calon ibu harus sehat kuat tidak kurang darah.
"Ketika masuk pernikahan harus siap lahir batin dengan berbagai penyuluhanya dan ketika hamil pun betul-betul memeriksakan kandungannya," ucapnya.
Begitu juga pasca melahirkan, ibu-ibu menyusui anaknya selama dua tahun dan diberi ASI ekslusif selama enam bulan pertama.
"Jadi kalau anak-anak tidak stunting akan menjadi generasi yang kuat, sehat di masa datang. Itulah jihad kita. Tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah dan tidak boleh meninggalkan masyarakat yang miskin," pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya