BMKG Ungkap Penyebab Bandung Terasa Dingin, Pantesan!

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Bagi masyarakat yang tinggal di Bandung dan sekitarnya akhir-akhir ini pasti merasa dingin banget. Cuaca begini seperti menghipnotis untuk berlama-lama di atas kasur.

Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG), suhu rata-rata di Bandung selama Februari 2023 memang lebih dingin. Padahal normalnya sekitar 22,9 derajat Celcius.

Baca Juga

Satpol PP Tertibkan Bangunan Liar di Supratman Bandung

"Untuk suhu rata-ratanya sebesar 21,7 derajat Celcius di Februari, lebih dingin dibandingkan dengan suhu rata-rata normalnya 22,9 derajat Celcius," kata Staf Data dan Informasi BMKG Kota Bandung, Yuni Yulianti saat dikonfirmasi, Selasa (28/2/2023).

Yuni menjelaskan, suhu di Bandung tercatat minimumnya mencapai 20,1 derajat Celcius pada Februari 2023. Suhu tersebut disebutnya masih lebih hangat  dibanding klimatologisnya atau rata-ratanya 19,3 derajat celcius.

"Tetapi untuh suhu maksimum dan rata-rata hariannya memang lebih rendah," jelas Yuni.

Baca Juga

Terekam CCTV, Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Masuk Hotel di Bandung

Sementara untuk suhu maksimum di Bandung pada Februari 2023 tercatat sekitar 25,6 derajat Celcius. Suhu tersebut lebih dingin dibandingkan klimatologisnya yaitu 27,8 derajat Celcius.

"Hal ini disebabkan beberapa hal yaitu kecepatan angin, tutupan awan, durasi hujan, serta lama penyinaran matahari," ujar Yuni.

Suhu dingin ini ditambah angin kencang yang melanda Bandung selama beberapa pekan terakhir. Angin tersebut disebabkan faktor konvergensi dari adanya pusat tekanan rendah di perairan barat Sumatera.

Baca Juga

Masyarakat Diimbau Aktif Memilah Sampah Mulai Dari Rumah

"Jadi ini adalah kombinasi dari lokalnya, terdapat tekanan rendah di perairan barat Sumatera yang menyebabkan pola konvergensi melewati Jawa Barat," bebernya.

"Kalau secara globalnya La Nina lemah. Kalau La Nina lemah memang kurang signifikan terhadap penambahan masa udara atau terhadap penambahan curah hujan," pungkasnya.

Editor : Zhafran Pramoedya