"Puncak musim kemarau 2023 diprediksi pada Juli 2023," beber Hadi.
Menurutnya, pada periode peralihan musim Maret-Mei 2023, ada beberapa yang perlu diwaspadai yakni peningkatan frekuensi kejadian cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan potensi hujan es.
"BMKG mengimbau pemerintah daerah, instansi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih bersiap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya," jelasnya.
Wilayah tersebut, kata Hadi, diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan serta kekurangan air bersih.
"Pemerintah daerah dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air bersih pada musim hujan, untuk memenuhi danau atau lembung dan kolam retensi dan penyimpanan air buatan lain yang ada di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya