Sebab, kata Ono, kalau bicara keragaman dan gotong royong, buat santri itu bukan sesuatu yang baru, apalagi aneh. Sejak di awal mereka sudah diajari bagaimana menghargai orang lain yang berbeda suku, ras dan agama. Begitu juga soal gotong royong.
Karena itu, lanjut dia, tidak heran jika sejak zaman kemerdekaan, bahkan sebelumnya, pesantren sudah menjadi basis lahirnya para juru bicara kebhinekaan. Pesantren punya andil cukup besar dalam ikut serta merawat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Apalagi, kalau bicara tentang gotong royong. Mereka hidup sehari-hari diisi dengan semangat gotong royong. Dan yang tak kalah penting, pesantren juga sudah menjadi simbol kesederhanaan. Karena itu, saatnya kita bersinergi dengan pesantren, karena PDIP punya kepentingan untuk ikut mengawal kelangsungan bangsa dan negara ini,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan dari FKPP, Habib Ahmad Alhadad, menyambut positif pertemuan dengan pimpinan DPD PDI Perjuangan tersebut, karena pesantren juga punya kepentingan yang sama.
“Terimakasih kepada Kang Ono yang telah mengambil inisiatif bersilaturahmi dengan kami. Kita memang harus bersinergi. Karena kalau bicara mengurus bangsa, tak bisa hanya diserahkan kepada para politisi saja. Para kiai, ustad, habib dan ulama juga harus terlibat,” katanya. (*)
Editor : Abdul Basir