BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - DPP Partai Demokrat akan terus mengawal jalannya sistem pemilu yang akan dipakai pada 2024. Hingga hari ini, Demokrat konsisten menentang keras wacana mengembalikan sistem pemilu proporsional tertutup.
Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai, sistem proporsional tertutup akan membuat demokrasi Indonesia mundur sekian tahun ke belakang. Bahkan masa depan Indonesia suram ketika hak rakyat dirampas melalui sistem tersebut.
"Sistem pemilihan tertutup berarti hak rakyat untuk bisa memilih calon wakil rakyatnya secara langsung orang per orang itu kan tidak lagi berlaku. Artinya masyarakat hanya memilih partai politik, lalu partai politik lah yang akan menentukan siapa yang akan duduk di parlemen, tidak adil," kata AHY saat Safari Ramadhan di Kota Bandung, Selasa (28/3/2023) malam.
Menurut AHY, hak memilih langsung calon pemimpin maupun wakil rakyat selama ini sudah dimiliki masyarakat dan berlaku baik. Walaupun AHY tak menampik tidak ada sistem yang sempurna dan ideal, termasuk sistem proporsional terbuka.
"Tapi itu jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem proporsional tertutup," ujar AHY.
Anak sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menjelaskan, sistem proporsional terbuka lebih baik karena rakyat memiliki hak memilih siapa yang bisa diharapkan membawa aspirasinya, baik itu di legislatif maupun eksekutif. Hal itu menurutnya tidak boleh diambil haknya.
Kemudian, sistem proporsional terbuka cukup adil bagi para kader partai politik yang ingin berjuang. Sebab dalam sistem tertutup, calon legislatif tidak lagi memiliki kesempatan yang sama.
"Bisa saja yang dapat suara terbanyak A, tapi yang dipilih si C, ini tidak fair dan tidak sehat," tegasnya.
Demokrat berharap, kata AHY, partai politik semakin hari makin modern. Lebih jauh ke depannya bisa menerapkan sistem meritokrasi
"Artinya siapa yang punya kinerja yang baik, siapa yang dipilih rakyat lebih banyak, mereka lah yang punya peluang lebih baik lagi dalam karier politiknya," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya