BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) menyatakan, saat ini kasus Covid-19 di Jabar belum berakhir. Padahal, organisasi kesehatan dunia (WHO) secara resmi telah mencabut status kedaruratan global.
Kepala Dinkes Jabar, Nina Susana Dewi mengatakan, belum dicabutnya status pandemi Covid-19 karena mengikuti langkah dari pemerintah pusat.
Karena itu, pihaknya memastikan saat ini status pandemi masih diterapkan di 27 kabupaten/kota yang ada di Jabar dengan mengikuti aturan penanganan Covid-19 pemerintah pusat.
"Kalau sudah endemi itu bisa dianggap seperti penyakit biasa, tapi karena ini masih dalam masa transisi dan pemerintah juga belum menyatakan endemi, tapi kita tetap harus hati-hati," kata Nina, Rabu (10/5/2023).
Diakui Nina, dirinya juga telah mengetahu kabar endemi dari WHO. Hanya saja, hal ini belum bisa diterapkan di 27 kabupaten/kota yang ada di Jabar. Sebab, pemerintah pusat sendiri masih belum menetapkan status yang sama.
"Kalau mendengar kabar dari WHO memang kita sudah tahu endemik tapi tentu kita akan mengikuti aturan endemi yang ada di Indonesia. Tapi Kemenkes menyatakan ini masih dalam masa transisi," ungkapnya.
Menurutnya, status transisi memang sudah tepat diterapkan untuk Jabar. Sebab, beberapa hari terakhir ini kasus Covid-19 di Jabar mengalami peningkatan.
"Di Jabar sebetulnya masih ada peningkatan walaupun tidak signifikan seperti delta dulu, tapi ini jelas ada peningkatan dan BOR juga meningkat tapi kalau kita lihat situasinya ini tidak mengkhawatirkan karena kita sudah sekitar 90 persen vaksin ke- 1, yang ke-dua juga sudah tinggal, dah tinggal booster," tuturnya.
Nina menyebut, peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi ini terlihat saat Idul Fitri 1444 H. Menurutnya, pada saat lebaran ada tren peningkatan kasus, hal ini diiringi dengan mobilitas masyarakat yang tergolong tinggi, relaksasi tempat wisata juga telah dilakukan.
"Pada saat lebaran itu meningkat. Jadi pada awal Maret hanya 65 pasien, begitu lebaran itu sampai 300 - 400, bahkan hingga 600 kasus. Tapi sekarang sudah menurun 300 lagi tapi tetap kami meningkatkan kesiapan karena Bandung raya ini paling tinggi dan BOR nya juga tinggi," terangnya.
Meski begitu, untuk kekebalan imun di Jabar sendiri sudah mulai terbangun. Artinya, pemberian vaksinasi Covid-19 juga terus dilakukan, baik vaksinasi pertama hingga booster kedua.
"Kita harus tetap menjalankan prokes dengan baik. Karena kita tidak tahu yang namanya artaktur virus itu penyebarannya lebih cepat walaupun gejalanya seperti flu biasa. Jadi tetap harus prokes karena di Jabar masih ada dan tinggi," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku optimis Jabar bisa bangkit dan kembali normal dari pandemik Covid-19. Hal ini menyusul adanya kabar WHO yang sudah menetapkan status endemik Covid-19.
Meski begitu, dirinya juga tetap mendorong masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas.
"Saya laporkan karena WHO sudah mencabut status pandemi, artinya hidup kita insyaallah akan normal lagi. Tapi ini menjadi pelajaran mohon selalu peduli dengan kesehatan, higienitas, dan kebersihan. Insyaallah kalau itu dilakukan, negara ini akan luar biasa," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah