BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kasus sifilis yang meroket dalam 5 tahun terakhir menghebohkan publik Tanah Air. Terlebih Jawa Barat masuk dalam deretan 5 besar kasus sifilis terbanyak di Indonesia.
Data soal kasus sifilis di Indonesia tersebut secara gamblang dibuka Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dalam urutan 5 besar, masih didominasi kota besar, termasuk Jawa Barat.
Salah satu kemungkinannya itu dipengaruhi oleh faktor kemudahan akses tes sifilis di klinik wilayah tersebut. Di sisi lain, faktor kebiasaan seks tidak sehat, seperti tidak memakai kondom atau bergonta-ganti pasangan, dapat menjadi penyumbang masalah yang sejatinya perlu untuk dikendalikan.
Berikut daftar 5 provinsi dengan kasus sifilis terbanyak di Indonesia berdasarkan data resmi Kemenkes:
5. Bali
Bali menduduki peringkat kelima kasus sifilis terbanyak di Indonesia sepanjang 2022. Kasus sifilis di Bali sekitar 1.300 kasus dengan 1.040 orang mendapat pengobatan. Jumlah kasus positif itu didapat dari 53.876 pemeriksaan.
4. Papua Barat
Di urutan empat yaitu Provinsi Papua Barat. Provinsi tersebut mencatatkan kasus positif sifilis sebanyak 1.816 dari 9.659 pemeriksaan. Dari jumlah temuan kasus positif itu, hanya 940 pasien diobati.
3. DKI Jakarta
Ibu Kota masuk dalam daftar temuan kasus sifilis terbanyak ketiga di Indonesia sepanjang 2022. Sebanyak 1.897 kasus sifilis ditemukan di DKI Jakarta dari 71.037 pemeriksaan, dan hanya 1.343 pasien mendapatkan pengobatan yang ideal.
2. Jawa Barat
Di urutan kedua ada Jawa Barat dengan 3.186 kasus sifilis ditemukan selama 2022. Dari jumlah tersebut, hanya 1.500 pasien yang mendapat pengobatan. Jumlah kasus ditemukan itu dari 305.816 tes.
1. Papua
Kemenkes mencatat bahwa Provinsi Papua adalah provinsi paling banyak ditemukan kasus sifilis sepanjang 2022. Data mencatat, kasus sifilis di sana sebanyak 3.864 kasus dari 34.625 pemeriksaan. Hanya 2.373 pasien yang mendapat pengobatan, sisanya tidak mencari bantuan medis.
Perlu diketahui, bahwa dari faktor usia, ternyata kasus sifilis 2022 didominasi usia dewasa muda yaitu 25-49 tahun dengan 63 persen kasus. Disusul kelompok usia 20-24 (23%) dan usia 15-19 tahun (6%).
Editor : Zhafran Pramoedya