BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil resmi membuka Musyawarah Desa Nasional yang digelar di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika No.65, Kota Bandung pada Kamis (10/8/2023).
Ridwan Kamil mengungkapkan, Gedung Merdeka merupakan salah satu tempat paling mulia yang ada di Indonesia. Bukan hanya bagi masyarakat Tanah Air, pandangan itu pun datang dari negara-negara Asia Afrika.
Oleh karena itu, hadirnya Majelis Desa Indonesia harus menunjukkan keluarbiasaan dalam semangat perjuangan dalam melawan ketidakadilan.
"Maka hari lahirnya Majelis Desa Indonesia saya izinkan di tempat paling mulia di Republik Indonesia yaitu Gedung Merdeka. Tempat ini tidak hanya mulia didalam pandangan orang Indonesia tapi dianggap sangat mulia oleh seluruh negara-negara Asia Afrika," kata Kang Emil, sapaan akrabnya di hadapan 700 peserta yang hadir.
Kang Emil mengatakan, Gedung Merdeka merupakan tempat perjuangan melawan ketidakadilan. Di tempat ini juga dideklarasikan Dasasila Bandung untuk melawan kolonialisme.
"Maka pulang dari sini semua yang datang jauh-jauh kesini pulang harus terpatri semangat berjuang tidak boleh patah, tidak boleh lelah karena tidak ada perjuangan yang mudah di dalam gedung ini," ungkapnya.
Kang Emil menilai, hadirnya Musyawarah Desa Nasional ini merupakan jawaban dari sila ketiga dari Pancasila. Sebab menurutnya, banyak pemegang kepentingan desa yang memilih jalannya sendirian.
"Oleh karena itu harus satu komando, jangan masing masing punya pikiran sendiri. Jadi kalau ditanya kenapa lahir Majelis Desa Indonesia, jawab saja karena kami sedang menterjemahkan satu sila dari Pancasila yang namanya Persatuan Indonesia," ungkapnya.
Di sisi lain, Kang Emil menilai, kehadiran Musyawarah Desa Nasional juga akan menjadi penguat dalam mewujudkan negara adidaya di 2045.
"Masyarakat desa harus menjadi pemain, harus menjadi stakeholder, harus menjadi komponen utama dalam mewujudkan negara adidaya di 2045. Kita tidak boleh jadi penonton, kita harus menjadi subjek bukan hanya objek tapi semua mimpi itu tidak bisa menunggu, semua harus dijemput tidak bisa ditunggu," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah