ICoHDES 2023, Dorong Solusi Inovatif dan Kreatif dalam Pengelolaan Limbah Makanan

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Bersama dengan Konsorsium Erasmus+ IN2FOOD, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) menggelar International Interdisciplinary Conference on Human Factors, Design and Education for Sustainability (ICoHDES) pada Senin-Selasa (14-15/8/2023).
Konferensi yang diselenggarakan di Gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) Unpar itu mempertemukan akademisi, praktisi, pemerintah, komunitas, dan media dalam upaya bersama mencari solusi untuk keberlanjutan dan masalah sosial khususnya limbah makanan.
Indonesia yang merupakan negara keempat terpadat di dunia, menghadapi masalah limbah makanan terbesar kedua di dunia. Konferensi ini muncul sebagai usaha kolaboratif untuk mendorong solusi inovatif dan kreatif dalam pengelolaan limbah makanan melalui kolaborasi lintas disiplin.
Acara ini merupakan hasil dari proyek Erasmus+ IN2FOOD, sebuah inisiatif kolaboratif yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan limbah makanan melalui kemitraan tingkat universitas.
Konsorsium yang dipimpin oleh Erasmus+ IN2FOOD dan Pusat Ergonomi Unpar mengkoordinasikan konferensi internasional ini sebagai bagian dari program diseminasi mereka.
Konferensi ini bertujuan untuk mengatasi tantangan keberlanjutan, khususnya limbah makanan, dengan pendekatan holistik yang mencakup faktor manusia, desain, dan pendidikan.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan akademisi, praktisi, perwakilan pemerintah, komunitas, dan media untuk bersama-sama mengatasi masalah keberlanjutan dan tantangan sosial.
Berbagai kegiatan pun telah terlaksana antara lain International Student Competition and Conference, Summer School program, dan seminar nasional dengan topik Food Waste Management.
Konferensi interdisipliner internasional pertama di Indonesia ini berfokus pada penyelesaian masalah keberlanjutan khususnya limbah makanan, yang dapat ditangani oleh faktor manusia, desain, dan pendidikan dengan mendatangkan para ahli.
Di antaranya Prof. Elina Närvänen dari Tampere University, Prof. dr. Lieven De Marez (Ghent University, Belgium); Dr. (Cand) Anna de Visser-Amundson (Hotelschool The Hague, The Netherlands) dan Dr. Thedy Yosara serta Dr. Pius Sugeng Prasetyo dari Unpar.
Conference Chair dari ICoHDES 2023, Dr. Carles Sitompul mengatakan, bahwa konferensi interdisipliner internasional ini ada untuk berbagi ide dan aspirasi untuk menjawab tantangan dan memastikan masa depan dunia yang kita tinggali.
Dirinya mengungkapkan, konferensi telah menerima 60 abstrak dan makalah yang akan dipublikasikan serta diserahkan ke jurnal terindeks Scopus dan jurnal terakreditasi Sinta untuk edisi khusus.
“Kami disini berbagi ide dan aspirasi mengenai tantangan kita untuk memastikan masa depan dari dunia yang kita tinggali melalui konferensi interdisipliner internasional,” ucap Dr. Carles Sitompul dalam keterangannya, Rabu (16/8/2023).
Dr. Carles Sitompul mengatakan, bahwa project ini turut meluncurkan pusat penelitian interdisipliner yang selaras dengan visi dari Unpar yakni menjadi komunitas akademik humanum yang manusiawi dengan gagasan mulia untuk meningkatkan martabat manusia dan integritas ciptaan Tuhan.
"Pusat penelitian ini siap berkolaborasi dengan akademisi dari berbagai disiplin ilmu, pemerintahan, komunitas bisnis, dan bahkan media dengan visi yang sama," ungkapnya.
Primary Coordinator dari Erasmus+ IN2FOOD Consortium, Dr. Johanna Renny Octavia Hariandja menambahkan, bahwa pusat penelitian interdisipliner bernama iSustain ini merupakan salah satu dari tujuan utama project IN2FOOD.
Pusat penelitian ini sendiri difokuskan kepada topik circular economy dan sustainability. Dirinya berharap bahwa pusat penelitian ini bisa dijadikan fasilitas yang berfokus pada masalah sosial di Indonesia dan berdampak bagi masyarakat luas.
“Selain itu, kami berharap bahwa pusat penelitian interdisipliner ini bisa menjadi wadah ilmu dan keahlian untuk berbagai permasalahan yang kompleks di masyarakat yang membutuhkan pendekatan komprehensif seperti masalah food waste di Indonesia,” katanya.
Dr. Johanna menyebut, bahwa iSustain sendiri memiliki memiliki tujuan akhir untuk menjadi center of excellence of economy and sustainability atau pusat unggulan IPTEK di Indonesia pada tahun 2027.
Namun, bagian ini merupakan yang sulit dan tidak bisa dilakukan sendiri. Dirinya pun mengundang para pihak yang ingin berkolaborasi.
“Maka dari itu, kami mengundang Anda semua yang ingin berkolaborasi dengan kami. iSustain kini berdiri menjadi sebuah platform untuk kita berkolaborasi, berinovasi, dan memberdayakan masyarakat,” tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah