BANDUNG BARAT,Inews Bandungraya.Id - Pembangunan patung Proklamator RI, Soekarno di kawasan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terus menuai kecaman berbagai pihak.
Tokoh masyarakat KBB, Samsul Ma'arif menyatakan ketidak setujuannya atas rencana tersebut. Menurutnya hal tersebut dianggap tidak penting dan juga tidak memiliki urgensi yang mendesak. Mengingat masih banyak kebutuhan prioritas bagi masyarakat yang harus diperhatikan.
"Kami tidak setuju dengan pembangunan itu (Patung Soekarno). Urgensinya apa? Masih banyak masyarakat yang butuh bantuan daripada menghambur-hamburkan uang yang tidak jelas," kata Samsul, Sabtu (19/8/2023).
Dia yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bandung Barat Bersatu, lebih setuju jika pemerintah atau investor untuk membuat patung mushaf al-qur'an yang besar di perbatasan Purwakarta-Bandung Barat ketimbang patung Soekarno.
Menurutnya, pembauatan patung Mushaf al-qur’an bisa menjadi representasi bahwa masyarakat Jabar adalah masyarakat yang religius. Sehingga bisa menggambarkan kepada publik dan generasi berikutnya bahwa Jawa Barat pada umumnya dan Bandung Barat adalah daerah yang religius, islami, dan toleran.
"Pembuatan patung Soekarno, apalagi dalam skala megah dan besar itu terlalu personifikasi, tendensius, dan khawatir menjadi kultus individu," tegasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, nama Soekarno sudah diabadikan sebagai bandara internasional, nama jalan di berbagai daerah, simbol mata uang yang tertinggi. Sehingga itu dinilai sudah lebih dari cukup untuk menghargai bapak proklamator Bangsa Indonesia.
"Makanya kami lebih setuju jika dibangun patung mushaf al-qur'an, itu kan tidak personifikasi serta lebih sebagai simbol sosio-kultural, bukan personal,” ucapnya.
Sebelumnya rencana pembangunan patung Soekarno di kawasan Perkebunan Teh Walini, Kecamatan Cikalongwetan, KBB, mencuat dan akan mulai dibangun tahun 2024 setelah proses perizinan selesai. Menurut rencana patung tersebut berdiri dengan tinggi 100 meter di atas lahan seluas 1.270 hektare dan nilai investasi mencapai Rp10 triliun. (*)
Editor : Rizki Maulana