BANDUNG, iNews.id - Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ungkapan ini sesuai untuk menggambarkan Elhurr Zohaeri, seorang hafiz Al-Qur'an di Bandung, dan ibunya, Sidrotun Naim, yang merupakan lulusan dari Universitas Harvard.
Elhurr adalah siswa terbaik dari Pondok Qur'an Boarding School (PQBS)/MA Pondok Qur'an di Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Ia adalah salah satu dari 45 lulusan Hafidz dan Hafidzah, terdiri dari 17 putra dan 28 putri dari Pesantren PQBS/MA Pondok Qur'an yang mengikuti acara wisuda tingkat SMA/Aliyah angkatan II tahun 2022 di Prime Park Hotel, Kota Bandung, pada Sabtu (25/6/2022). Sekitar setengah dari lulusan ini telah berhasil menghafal Al-Qur'an 30 juz.
Upacara wisuda dihadiri oleh Mochamad Usman S.Sos M.Si, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik (PHP) Kabupaten Bandung, serta M. Dani SH MM, Camat Cilengkrang. Turut hadir juga Pengasuh PQBS, KH Hery Saparjan Mursi, para alim ulama, para ustad dan ustadzah, wali murid, dan tamu undangan lainnya.
Elhurr mengakui mendapatkan banyak hikmah dari membaca Al-Qur'an. Baginya, berkah dari membaca Al-Qur'an akan terus mengalir dalam kehidupan mendatang.
"Dalam membaca Al-Qur'an, terdapat banyak hikmah. Walaupun saat di pesantren, mungkin hanya terlihat seperti membaca dan menghafal, tetapi berkahnya akan terus terasa di masa depan. Saya berterima kasih kepada para guru di PQBS. Saya berharap semakin banyak siswa yang datang ke PQBS dan meraih kesuksesan," ujar Elhurr, yang berencana melanjutkan studi tafsir di Universitas Al Azhar, Kairo.
Hal menarik adalah Elhurr sendiri menjalani masa kanak-kanak dan sekolah dasar di Amerika Serikat. Ibunya aktif di bidang bioteknologi kesehatan dan akuakultur, dan telah menyelesaikan studi di bidang Kebijakan dan Administrasi Publik di Universitas Harvard. Sidrotun Naim merupakan salah satu lulusan terbaik di kelasnya.
Tidak mengherankan jika Elhurr juga mengikuti jejak ibunya dalam meraih prestasi. Sebagai hafiz Al-Qur'an, Elhurr melanjutkan tradisi keluarganya di Solo.
Ketika bersekolah di SMP, Elhurr belajar di SMP Al Islam 1 Surakarta dan menjadi santri di Pondok Jamsaren, salah satu pondok tertua di Pulau Jawa yang dipimpin oleh Kiai Idris.
Ketika ibunya membawanya ziarah ke makam kakeknya dan menceritakan bahwa sang kakek adalah hafiz Al-Qur'an, Elhurr menjadi lebih yakin bahwa jika kakek buyutnya mampu melakukannya, maka dia juga mampu.
Dia berhasil menyelesaikan program menghafal Al-Qur'an 30 juz di PQBS dalam waktu 10 bulan saat usianya 14 tahun, pada awal pandemi di Indonesia.
"Prosesnya bahkan dilakukan melalui Zoom. Semua ini hanya terjadi berkat izin Allah," kata Elhurr dengan rendah hati.
Sejak usia 4 tahun, Elhurr telah menunjukkan minatnya dalam menghafal Al-Qur'an, sejajar dengan minatnya dalam matematika.
Bahkan saat berbicara sebagai perwakilan wisudawan, Elhurr mengakui bahwa dia tidak begitu mahir dalam berpidato, lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan persamaan matematika atau menghafal Al-Qur'an yang menurutnya memiliki pola yang serupa.
Sementara itu, ibunya, Sidrotun Naim, berharap bahwa Elhurr tidak hanya menjaga hafalannya dari Al-Qur'an, tetapi juga akhlaknya saat dia tumbuh menjadi dewasa dan lanjut usia, serta meraih semua cita-citanya.
"Kami berharap bahwa anak kami akan tetap menjaga hafalannya dan akhlaknya, dan dalam segala cita-citanya di masa depan, dia akan tetap menjadi sosok yang menyatukan di mana pun dia berada," ungkap Naim.
Menurut Naim, para hafiz Al-Qur'an memiliki peran penting dalam masyarakat, khususnya dalam kalangan umat Muslim, sebagai cahaya yang menerangi umat dan saling menjaga dengan bantuan Al-Qur'an.
"Para hafiz Al-Qur'an adalah keluarga Allah di dunia ini, sebuah kehormatan yang luar biasa," ujarnya.
Sidrotun Naim adalah Direktur Akademik di IPMI Business School Jakarta dan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan dalam bidang Inovasi Kesehatan. Ia juga memiliki pengalaman bekerja di industri dan NGO.
Naim adalah lulusan Universitas Harvard, sementara ayah Elhurr, Dedi Priadi, adalah seorang wiraswasta yang memiliki perusahaan Priadi dot id yang berfokus pada sumber daya manusia berbasis sidik jari.
Tidak hanya mahir berbahasa Inggris dan Arab, Elhurr juga mampu berkomunikasi dalam bahasa Jawa dan memahami bahasa Sunda. Kemampuan ini menjadi modal uniknya dalam mempelajari tafsir.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta