get app
inews
Aa Read Next : Santri Supercamp 2024, Upaya RMI PBNU Persiapkan Kader Sukses Masuk PTN Favorit

Gus Yahya Larang Keras Pengurus Seret Nama NU ke Ranah Politik, Ancam Beri Sanksi

Rabu, 06 September 2023 | 10:19 WIB
header img
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: idxchannel)

JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf melarang keras bagi para pengurus NU di semua tingkatan agar tidak membawa organisasi NU untuk kegiatan politik dan politik praktis.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, tidak akan segan-segan memberikan sanksi bagi para pengurus NU yang melanggar kebijakan tersebut.

"Kalau ada pengurus NU kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik, politik praktis, langsung kita tegur," ucap Gus Yahya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/9/2023).

Gus Yahya menyebut sudah ada contoh sanksi yang dijatuhkan. Dia menyebut, ada pengurus NU di tingkat kabupaten (PCNU) yang ditegur karena memakai kantor untuk deklarasi capres.

Sebaliknya, Gus Yahya mempersilakan bagi para pengurus untuk mendukung capres-cawapres atas nama pribadi, tidak membawa-bawa organisasi NU.

Sebelumnya, Gus Yahya menegaskan bahwa tidak ada capres dan cawapres atas nama NU. Komitmen PBNU untuk menarik diri dari politik praktis ditegaskan Gus Yahya sejak terpilih sebagai Ketua Umum PBNU.

Gus Yahya tidak mau PBNU sibuk ikut berkompetisi dalam pemilu dan pilpres. Dirinya ingin PBNU fokus membantu masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

"Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon, itu atas nama kredibilitasnya, atas nama perilakunya sendiri-sendiri. Bukan atas nama NU," ungkapnya, Sabtu (2/9/2023).

Secara struktural, kata Gus Yahya, NU maupun kiai-kiai NU juga tidak akan memberikan dukungan kepada capres dan cawapres tertentu.

"Kalau ada klaim, kiai-kiai NU merestui itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau calon wakil presiden," katanya.

Kalau pun ada warga NU yang ingin mencalonkan diri, Gus Yahya mempersilakan untuk bisa berjuang lewat partai politik bukan lewat NU.

"Orang tahu NU ini punya warga banyak sekali. Survei Alfara 52,9 persen populasi Muslim Indonesia mengaku NU," imbuhnya.

Saat ini, warga NU juga sangat cerdas sehingga tidak bisa lagi ditarik-tarik untuk memenuhi ambisi calon tertentu.

"Mindset NU ini dulu dianggap kayak kebo (kerbau). Ini menghina sekali, padahal warga NU ini sudah cerdas, mereka sudah bisa menilai orang. Kami tidak mau NU ini dicocok-cocok hidungnya dibawa ke sana kemari,” tuturnya.

Gus Yahya juga memastikan, bahwa keputusan Muktamar NU, sebagai lembaga tidak akan ikut dukung mendukung dan juga tidak akan jadi kompetitor dalam politik.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut