BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sepinya pengunjung membuat tingkat penjualan di Pasar Andir, Kecamatan Andir, Kota Bandung anjlok. Omzet pedagang saat ini terjun hingga 90 persen.
Hal ini diakibatkan fenomena berdagang di media sosial hingga e-commerce secara live tengah gencar dilakukan. Sebagian besar konsumen memilih berbelanja di toko online dibanding offline.
Bukan tanpa alasan, berbelanja di toko online memang sangat memudahkan para konsumen. Bagaimana tidak, pembeli hanya tinggal memilih barang yang ia sukai, lalu mentransfer uang sesuai dengan harga barang tersebut.
Kemudian, barang pun siap dikemas dan dikirim ke alamat tujuan. Pembeli hanya tinggal duduk manis di rumah menunggu pesanan tiba.
Penjualan secara online berpengaruh terhadap toko offline, seperti di Pasar Andir Bandung. Para pedagang kehilangan pelanggan sehingga mereka terpaksa gulung tikar karena tidak ada pendapatan untuk membayar sewa toko dan pegawai.
"Pasar mulai sepi pengunjung sehingga sejumlah pedagang gulung tikar. Hal ini dikarenakan pedagang kalah saing dengan penjual online yang disiarkan langsung atau live shopping dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di pasar," ucap Asep Gunawan, pedagang tas di Pasar Andir, Selasa (19/9/2023).
Asep mengatakan, sejak tren live shopping, konsumen yang berkunjung ke Pasar Andir menurun drastis. Omzet pedagang pun turun 90 persen.
"Biasanya dalam satu hari, para pedagang dapat meraup omzet Rp2 juta hingga Rp2,5 juta. Saat ini, hanya mendapatkan Rp100.000 per hari. Pendapatan itu tidak sebanding dengan operasional," ungkapnya.
Sementara itu, Nia Rohayatun mengatakan, sejumlah pedagang telah mencoba untuk mengikuti tren live shopping namun tidak membuahkan hasil.
"Bahkan mengalami kerugian," ujar Nia.
Asep Gunawan dan Nia Rohayatun berharap, pemerintah mengatur harga barang di toko online dan offline agar harga yang berlaku tidak terlalu jauh atau wajar sehingga tercipta persaingan sehat.
"Dampak dari persaingan harga tidak sehat itu membuat pedagang di toko offline sepi pembeli hingga gulung tikar," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah