BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - PT Migas Hulu Jabar ONWJ bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Melihat menggelar pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis untuk warga Kota Bandung yang bertempat di Ballroom Atlantik City, Jalan Pasir Kaliki, pada Sabtu (4/11/2023).
Direktur Operasional PT Migas Hulu Jabar ONWJ, Edi Alfian Chaniago mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk komitmen PT Migas Hulu Jabar ONWJ dalam pemeriksaan kesehatan mata kepada masyarakat.
"Dari beberapa program yang kami lakukan alhamdulillah sudah terlaksana dengan baik di beberapa daerah khususnya daerah Jawa Barat dan DKI karena pemegang saham kami berada di Provinsi Jabar dan Provinsi DKI," ucap Edi.
Edi mengatakan, program ini sudah terlaksana empat kali sejak awal tahun 2023. Sejauh ini, sudah sekitar 1000 masyarakat yang mengikuti program pemeriksaan mata.
"Dari empat kali program yang kami laksanakan selama ini sejak awal tahun 2023 sampai kemarin terakhir di Oktober itu sudah sekitar 1000-an penerima manfaat," ungkapnya.
Selama program ini berjalan, kata Edi, terdapat beberapa masyarakat juga yang teridentifikasi terkena gangguan penglihatan. Dari gangguan paling ringan sampai dengan yang berat.
"Kami juga sebelumnya memberikan bantuan kepada salah seorang anak di wilayah kerja kami yaitu Ananda Meisya. Namun karena kurangnya pemahaman terkait dengan permasalahan mata sehingga anak tersebut penanggulangannya cukup lama pada akhirnya Allah berkehendak lain akhirnya Ananda Mesiya berpulang ke ramhatullah," tuturnya.
Dari kejadian tersebut, Edi mengatakan, pihaknya berkomitmen terus membantu masyarakat khususnya dalam pemeriksaan kesehatan mata. Pihaknya juga mengajak perusahaan lain dan pemerintas untuk turut serta dalam menanggulangi terkait dengan permasalahan mata.
"Kami mengimbau juga kepada perusahaan perusahaan lain juga turut serta dalam rangka penanggulangan penyakit mata yang dampaknya sudah sangat luar biasa. Dan sangat membutuhkan biaya besar apabila sudah terjadi bentuknya penyakit mata, paparnya.
Dirinya pun berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya di wilayah kerja PT Migas Hulu Jabar ONWJ.
"Semoga ini bisa berjalan terus dan itu bisa memberikan manfaat yang cukup baik kepada masyarakat di wilayah kerja kami," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Indonesia Melihat, Motris Pamungkas mengatakan, untuk proses pemeriksaan sendiri diawali dengan proses skrining terlebih dahulu.
"Jadi kita pisahkan dulu nih pasien yang kira kira normal dan tidak normal. Yang tidak normal inilah biasanya yang kita lakukan pemeriksaan lanjutan. Nah nanti kalau dia yang butuh koreksi penglihatan seperti minus, plus, slinder itu kami fasilitasi untuk alat bantunya seperti kacamata," kata Motris.
Menurutnya, proses skrining ini juga yang nantinya menentukan apakah pasien perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak.
"Untuk kasus kasus tertentu yang memang kami tidak bisa tangani dan itu harus ditangani oleh dokter itu biasanya kami bekerjasama dengan fasilitas kesehatan baik itu puskesmas, rumah sakit untuk melakukan rujukan pemeriksaan lanjutan bersama dokter mata," jelasnya.
Motris mengatakan, ada tiga fokus wilayah dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan mata ini yakni daerah urban, pesisir dan pedalaman.
"Yang mana kalau urban itu penduduknya banyak banget dan padat sekali dan itu memang masih banyak juga ditemukan yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan dasar. Kamudian untuk pesisir dan pedalaman juga sama, dimana juga akses fasilitas kesehatan masih terbatas," ungkapnya.
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat tidak mampu. "Untuk sasaran orang itu kami menentukan biasanya untuk masyarakat yang disabilitas, difabel, fakir miskin, dhuafa kemudian yang memang dia terdaftar di kelurahan atau kecamatan dimana mereka masyarakat tidak mampu," imbuhnya.
Terkait dengan target, pihaknya membidik hingga 2000 orang dalam setahun. Namun demikian, hal itu disesuaikan kembali dengan mitra yang ingin bekerja sama.
"Dan sampai saat ini Oktober 2023 kami sudah sekitar 2600 orang dan itu masih ada sekitar 2000-10.000 kacamata yang sampai saat ini kami akan salurkan sampai dengan Desember 2023," katanya.
Motris menyebut, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan sejak 2019, sebanyak 40 masyarakat Jabar mengalami gangguan kelainan fraksi seperti minus, plus, dan slinder.
"Tapi kalau kami breakdown di setiap daerah itu beda beda. Ada yang 50 persen, 20 persen dan paling besar itu di 50 persen tapi kalau dirata rata 40 persen yang mengalami," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah