CIREBON, iNewsCirebon.id - Fakta unik Kampung Cikondang merupakan salah satu kampung tradisional yang masih menerapkan prinsip hidup berdasarkan tradisi dan budaya leluhurnya. Kampung Cikondang sudah ada sejak tahun 1800-an.
Lokasinya sedikit terpencil yaitu di kawasan Lumajang, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sebagai salah satu kampung yang kental dengan budayanya, Kampung Cikondang memiliki beberapa fakta unik. Yuk, simak penjelasannya.
10 Fakta Unik Kampung Cikondang
1.Asal-usul Nama Cikondang
Seperti yang kita tahu jika beberapa nama tempat di tatar Sunda banyak diawali dengan imbuhan ci-. Imbuhan ci- ini diambil dari bahasa Sunda yang artinya air. Namun berbeda dengan asal usul nama Cikondang. Kata ci- dalam kata Cikondang adalah aci atau hati. Sedangkan kondang memiliki arti terkenal atau tersohor.
2.Gaya Arsitektur Rumah Adat Cikondang
Rumah adat Cikondang material bangunannya terbuat dari bahan alami, seperti bambu, kayu, dan ijuk. Rumah adat ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu atap, badan rumah yang terletak di tengah dan bagian bawah atau kolong. Atap rumah adat Cikondang bergaya Julang Ngapak.
Sementara itu, bagian tengah rumah diberi dinding yang terbuat dari bilik bambu. Ruangan tengah ini punya beberapa ruangan, yaitu ruangan depan, ruang tengah yang terdapat hawu (tungku) dan goah atau pedaringan yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan.
Gaya arsitektur rumah adat yang berbentuk panggung ini secara keseluruhan menggambarkan bahwa masyarakat Kampung Cikondang berinteraksi langsung dengan Allah.
Ini sejalan dengan prinsip orang Sunda yang sangat menjaga pola keseimbangan hubungan dengan Allah dan dengan makhluknya.
3.Jati Diri Orang Sunda
Kampung Cikondang merupakan sebuah implementasi dari jati diri orang Sunda yang dituangkan ke dalam sebuah bentuk bangunan yang bisa meninggikan derajat penghuninya.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Juhana, selaku juru kunci ke-5 Kampung Cikondang. Ia menjelaskan bahwa bangunan di Kampung Cikondang merupakan sebuah jati diri kuat orang Sunda melalui rumah panggungnya yang khas.
Menurutnya, rumah panggung ini mempunyai makna tempat yang tertinggi atau agung. Kata panggung diambil dari Bahasa Sunda pang dan agung yang berarti paling tinggi.
4.Pola Mitigasi yang Diterapkan
Menurut Juhana, salah satu alasan mengapa desain rumah di kampung Cikondang dibuat desain panggung dan tidak langsung menyentuh tanah adalah agar tidak mengganggu resapan air.
Hal ini dikarenakan, rumah tradisional Sunda itu terletak di kaki Gunung Tilu, di hulu Sungai Cisangkuy yang bermuara ke Sungai Citarum sehingga merupakan kawasan dengan tingkat aliran air yang tinggi.
5.Kepercayaan Leluhur Begitu Kuat
Ada istilah yang terkenal di kampung ini yaitu meratakan berarti merusak. Kepercayaan tersebut muncul dengan argumentasi bahwa ketika manusia ramah terhadap alam dengan tidak melanggar pantangan tersebut maka alam pun akan ramah. Filosofi tersebut sudah tertulis dalam serat leluhur sesuai arti penamaan Kampung Cikondang.
6.Rumah Adat Tahan Gempa
Rumah adat yang telah berusia ratusan tahun ini mengaplikasikan konsep bangunan tahan gempa yang sudah diakui oleh akademisi arsitektur.
Desain rumah setinggi 60-80 cm dari permukaan tanah ini adalah kombinasi dari tiang kayu jati dan suren yang terkenal kokoh. Sambungannya menggunakan pen dan pasak serta lilitan tali ijuk atau rotan. Di bagian pondasi rumah diletakan batu.
Kendati begitu, material tersebut telah memenuhi salah satu persyaratan bangunan tahan gempa, yaitu bermaterial ringan. Secara umum, konsep dasar rancangan arsitekturnya menyatu dengan alam, diprediksi bangunan ini tidak akan roboh meski diguncang gempa bumi 7 skala richter.
7.Menjadi Kawasan Studi Konstruksi
Ketika gempa 7,3 skala richter mengguncang Jawa Barat pada 2009 silam, bumi adat Cikondang tetap kokoh berdiri. Bahkan bangunan ini juga pernah terkena gempa akibat erupsi Gunung Galunggung di tahun 1984. Kondisinya pun tetap sama. Kokoh dan tak goyah.
Sejak bencana tersebut, banyak praktisi arsitek dari berbagai perguruan tinggi sengaja datang demi menggali informasi di Cikondang. Tak sebatas itu, peneliti dari luar negeri seperti Belanda, Jepang dan Jerman juga tertarik untuk mendalami sistem konstruksinya.
8.Hutan Larangan dan Segala Pamalinya
Salah satu bagian yang terkenal di Kampung Cikondang adalah Hutan Larangan. Hutan ini menyimpan berbagai mitos dan aturan-aturan serta pamali yang harus dipatuhi bagi siapa saja yang ingin masuk.
Siapa saja boleh masuk kecuali wanita yang sedang haid atau nifas dan non-muslim. Lalu, boleh mengambil foto hutan dan seisinya kecuali di hari Minggu, Senin, Rabu dan Kamis.
Berdasarkan penuturan Ki Anom Juhana, jika Allah tidak mengizinkan hasil foto yang diambil tidak akan muncul. Namun, jika ada izin Allah, hasil jepretannya akan terlihat di dalam foto.
Sekitar 50 meter dari pintu masuk, terdapat batu yang berjejer rapi yang digunakan untuk menyimpan pusaka Kampung Cikondang. Di area ini pula terdapat makam leluhur yang sering dijadikan tujuan ziarah warga.
9.Punya Ritual Tahunan 15 Muharram
Ritual ini rutin dilaksanakan setiap 15 Muharram yaitu rangkaian upacara ritual yang diadakan untuk memperingati Tutup Tahun (Wuku Taun) dan Pembuka Tahun (Mapag Taun). Dalam ritual ini, seluruh masyarakat berkumpul, memanjatkan doa dan mengucap syukur atas diperkenankannya memasuki tahun yang baru.
Jauh-jauh hari sebelum tanggal 15 Muharram, masyarakat sudah melakukan persiapan seperti menumbuk beras dengan menggunakan peralatan tradisional seperti lisung dan halu, memasak makanan dan mengolah hasil bumi yang akan disuguhkan dalam acara puncak nanti.
10.Punya 45 Jenis Kuliner dan Mengolah Makanan secara Tradisional
Fakta unik Kampung Cikondang lainnya adalah terdapat kurang lebih 45 jenis kuliner tradisional yang ada di Kampung Cikondang. Orang yang berkunjung ke Kampung ini biasanya akan disuguhi berbagai makanan tradisional yang dibuat dari hasil bumi di sana.
Semua masakan dari Kampung Cikondang diolah secara tradisional. Hal ini disebabkan adanya larangan untuk menggunakan peralatan elektronik apapun itu jenisnya, baik itu lemari es, penanak nasi elektrik apalagi radio dan televisi.
Itulah sederet fakta unik Kampung Cikondang, Kampung tradisional yang lekat akan tradisi dan budayanya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta