BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sejak dirilis pada 14 Desember 2023, film Siksa Neraka sukses menyedot 2,3 juta mata penonton masyarakat Indonesia.
Salah satu daya tarik utama dari film yang dilarang tayang di Malaysia dan Brunei Darussalam ini tentu berada pada “siksa neraka” itu sendiri.
Diangkat dari komik legendaris tahun 90-an dengan judul yang sama, berbagai gambaran siksaan yang diterima oleh manusia akibat dosanya di dunia ini sangat traumatis.
Trauma-trauma dari sajian visual berupa komik itu dibuat lebih nyata lewat CGI yang digunakan oleh karya besutan Anggy Umbara ini.
Kali ini, akan dibahas mengenai siksaan macam apa yang digambarkan di dalam film tersebut. Apa sih makna siksaan-siksaan itu? Simak ulasan berikut ini dilansir dari laman Kincir, Jumat (12/1/2024).
1. Mata yang dicolok
Salah satu siksaan yang bikin ngilu dan bikin penonton tutup mata. Dalam Siksa Neraka, Fajar digambarkan sebagai anak kedua dari empat bersaudara yang semasa hidup suka berzina dan melihat hal-hal erotis yang enggak selayaknya ia lihat.
Nah, inilah yang membuat sutradara dan penulis menempatkan hukuman ini buat Fajar. Hukuman mata yang dicolok memberikan analogi bahwa melihat hal-hal yang enggak halal membuat hati dan jiwa kita rusak serta “sakit”.
2. Punggung disetrika
Fajar memiliki kakak lelaki yang merantau ke kota bernama Saleh. Nah, Saleh yang terlihat sopan ini rupanya menyimpan banyak rahasia. Enggak jauh dari Fajar, adiknya, rahasia kelam Saleh ini adalah tentang hal-hal berbau seksual.
Fajar enggak mampu menahan nafsu erotisnya. Saat di kota, ia bahkan suka pergi ke tempat pijat plus-plus. Hal inilah yang kemudian membuatnya mendapatkan ganjaran.
Ya, punggung disetrika. Mungkin, ganjaran ini adalah sebuah tanda bahwa seluruh bagian tubuh semestinya digunakan untuk tujuan yang baik dan pemiliknya harus menahan diri dari hal-hal yang haram.
Punggung yang disetrika ini melambangkan bahwa sesuatu yang enak di dunia tetapi merusak bisa merusak mindset dan kenikmatannya itu semu.
3. Lidah dipotong
Adegan lidah dipotong ini adalah adegan legendaris yang pastinya selalu bikin pembaca komik Siksa Neraka terngiang-ngiang. Ya, mulut memang selalu ditampakkan sebagai anggota tubuh yang tanpa disadari melakukan keburukan.
Perkataan yang jelek misalnya, kadang enggak cuma bikin pikiran kita jadi kotor, tetapi bisa membuat orang lain sakit hati, bahkan bisa menimbulkan fitnah.
Kejahatan dari adik Fajar dan Saleh, yakni Azizah, adalah menggunakan mulutnya buat berbuat jahat ke orang lain sampai korban depresi. Kejahatan itulah yang kemudian membuat ia mendapatkan hukuman salah satunya lidah dipotong.
Lidah dipotong ini juga merupakan analogi bahwa jika lidah enggak dipakai untuk mengantarkan kata-kata yang bermanfaat, sebaiknya dihilangkan saja.
4. Dijepit kalajengking
Sebetulnya, siksaan yang dilakukan oleh hewan di neraka, biasanya merupakan wujud “pembalasan” dari kelakuan manusia yang suka menyakiti hewan. Mungkin banyak di antara kita yang merasa bahwa menyakiti hewan-hewan kecil itu enggak penting dan bahkan bahan joke.
Namun, walaupun enggak punya akal seperti manusia, hewan memiliki rasa sakit. Maka dari itu, ada banyak penggambaran siksaan hewan untuk membuat manusia merasakan sakitnya siksaan yang dulu ia perbuat.
Selain sebagai balasan atas penyiksaan hewan, adegan dijepit kalajengking juga dapat menjadi penanda akan hidup yang terjepit oleh kelakuan munafik.
5. Tangan digergaji
Selain memiliki kegemaran seksual tertentu yang buruk, Saleh juga rupanya suka bermain uang. Mulai dari judi sampai mengiming-imingi keuntungan besar dengan membodohi orang, semua dilakukan demi mendapatkan uang banyak untuk diri sendiri.
Tangan yang digergaji ini seolah relate dengan petikan lirik lagu dari Chrisye tentang “berkata tangan kita tentang apa yang dilakukannya”. Ya, ini adalah bentuk pertanggungjawaban jika tangan dipakai untuk hal enggak baik, termasuk menerima hal yang haram.
6. Time-Loop
Sebetulnya, ada gambaran hukuman yang agak kontroversial yakni tentang time loop bagi orang yang bunuh diri. Jika kamu mengikuti film ini, mungkin tahu bahwa orang tersebut bunuh diri bukan tanpa alasan.
Time loop menggambarkan bahwa bunuh diri adalah bentuk menyerah terhadap hidup, membenci diri sendiri dan kebingungan, sehingga digambarkan ada adegan semacam ini. Tentu ini menjadi kompleks karena banyak pihak bunuh diri yang sebenarnya korban dan enggak punya support system.
Editor : Zhafran Pramoedya