Sambut Imlek, Hindari 5 Pantangan Ini Agar Terhindar dari Bahaya

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Perayaan Tahun Baru China atau Imlek merupakan momen yang penting dan sangat dinantikan oleh masyarakat Tionghoa. 

Pada tahun 2024 ini, perayaan Imlek jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024.

Baca Juga

Jangan Lewatkan! Metro Indah Mall Gelar Pertunjukan Barongsai dan Gelagar Hadiah

Menyambut perayaan Imlek, setiap keluarga memiliki beragam cara dan tradisi dalam memperingati Imlek.

Meski begitu, terdapat beberapa pantangan yang dipercaya turun-temurun tidak boleh dilakukan agar terhindar dari bahaya. 

Berikut beberapa pantangan dalam imlek yang tidak boleh dilakukan agar terhindar dari bahaya.

Baca Juga

Tutup Libur Panjang Imlek, Floating Market Lembang Hadirkan Pertunjukan Barongsai

1. Mengkonsumsi Obat

Jika meminum obat atau menyeduh jamu, maka diyakini dia akan sakit selama setahun penuh.

2. Menyapu dan Membuang Sampah

Baca Juga

Tahun Naga Kayu, Banyak Pasangan Menyambut Kehadiran Anak

Masyarakat Tionghoa meyakini bahwa menyapu berarti membersihkan kekayaan yang dimiliki, dan membuang sampah memiliki arti ialah membuang rejeki atau nasib baik dari dalam rumah.

3. Menjahit

Pada saat Imlek, dilarang menjahit dari hari pertama hingga hari kelima bulan lunar pertama. Menjahit menjadi satu tanda bahwa tahun yang akan datang merupakan tahun yang sulit karena penuh dengan jahitan.

Baca Juga

Mengintip Perayaan Imlek di Vihara Dharma Ramsi Bandung

4. Meminjam dan Meminjamkan Uang

Masyarakat Tionghoa percaya meminjan dan meminjamkan uang akan mendatangkan hal yang buruk atau keberuntungan akan hilang. Kedua hal tersebut juga diartikan sebagai kehilangan harta dan rejeki sepanjang tahun.

5. Menangis

Baca Juga

Meihua, Pohon Angpao Penuh Akan Makna

Tangisan dipercayai membawa pengaruh yang tidak baik atau sial dalam keluarga, sebisa mungkin jangan ada tangisan pada perayaan Imlek karena dipercayai akan mendatangkan kesedihan sepanjang tahun.

Itulah pantangan dalam imlek yang tidak boleh dilakukan agar terhindar dari bahaya.

Editor : Zhafran Pramoedya