BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi merupakan dua tokoh yang belakangan ini digadang-gadang akan maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar 2024.
Jika ditarik kebelakang, kedua sosok ini juga sama-sama pernah bertarung di Pilgub Jabar 2018. Saat itu, Ridwan Kamil yang berpasangan dengan Uu Ruzhanul Ulum keluar sebagai pemenang dengan raihan 32,88 persen atau 7.226.254 suara.
Sedangkan Dedi Mulyadi yang berpasangan dengan Deddy Mizwar meraih 25,77 persen atau 5.663.198 suara.
Terkait dengan Pilgub Jabar 2024, baik Ridwan Kamil ataupun Dedi Mulyadi sama-sama belum mendeklarasikan diri untuk maju sebagai salah satu kontestan.
Meski begitu, kedua tokoh ini telah mempunyai segudang pengalaman dalam dunia pemerintahan. Seperti diketahui, Ridwan Kamil sebelumnya pernah menjabat sebagai Wali Kota Bandung tahun 2013–2018 dan juga Gubernur Jawa Barat tahun 2018-2023.
Sedangkan Dedi Mulyadi merupakan Bupati Purwakarta dua periode dari tahun 2008 sampai 2018. Serta pernah menjabat sebagai anggota DPR RI.
Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung dan Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta, tentunya memiliki sejumlah program yang dijalankan selama masa pemerintahannya.
Lantas, apa saja program tersebut? Berikut ulasannya, dirangkum dari berbagai sumber.
- Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung 2013–2018
1. Program Jumat Bersepeda
Jumat Bersepeda merupakan program yang dibuat dengan tujuan menjaga lingkungan Bandung supaya lebih membumi. Kampanye ini dipraktekkan langsung oleh Ridwan Kamil yang berangkat menuju tempat kerjanya menggunakan sepeda, dengan harapan dapat diikuti oleh staf-stafnya serta warga Bandung.
Menurut Ridwan Kamil, bersepeda merupakan salah satu solusi mengatasi kemacetan sekaligus membuat badan sehat dan pikiran jernih. Pemkot Bandung juga membeli sejumlah sepeda listrik Synergetic Hybrid Bicycle yang bisa digunakan oleh sejumlah pejabat.
2. Program Smart City
Program kota cerdas atau smart city merupakan program Pemkot Bandung untuk menghadirkan tata kelola kota berbasis digital yang serba transparan, akuntabel, efektif, dan efisien.
Untuk mendukung implementasi program Smart City, Pemkot Bandung telah menyebarkan internet gratis sampai tingkat Rukun Warga (RW). Selain itu, perangkat daerah juga didorong menggunakan tanda tangan digital untuk mempermudah keperluan administrasi.
Ada pula pemanfaatan aplikasi untuk memberikan layanan maksimal kepada masyarakat seperti layanan kependudukan, perizinan, dan perpajakan. Atas inovasi ini, Pemkot Bandung banyak menerima penghargaan dari berbagai lembaga.
3. Akun Jejaring Sosial
Ridwan Kamil meminta para kepala Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) agar memiliki akun Twitter untuk pribadi maupun lembaganya.
Para kepala dinas diminta untuk lebih banyak berkomunikasi lewat media sosial tersebut agar tidak terlalu banyak mengadakan rapat, juga untuk merespon keluhan warga dengan cepat.
Ridwan Kamil sendiri memang rajin bertegur sapa dengan para pengikutnya di Twitter maupun Instagram, dan sering kali menjawab atau menampung aspirasi yang disampaikan warga.
4. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Pemkot Bandung bekerja sama dengan pihak militer untuk menangani PMKS seperti pengemis, gelandangan, dan anak jalanan. Program ini bertujuan untuk memberikan fasilitas penunjang seperti edukasi dan pemberdayaan ekonomi.
Dinas Sosial telah membuat berbagai program untuk PMKS, salah satunya pembinaan dan pengembangan skill melalui bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ridwan Kamil juga pernah mempekerjakan para gelandangan dan pengemis sebagai petugas kebersihan dan loper koran.
5. Program Bus Bandros (Bandung Road on the Street)
Bus Bandros merupakan inovasi bus yang didesain dua tingkat yang beroperasi mengelilingi Kota Bandung. Dengan adanya bus ini, para pelancong yang datang dari luar kota bisa melihat-lihat Kota Bandung sambil mendengarkan sejarah tempat-tempat tertentu dari pemandu wisata.
Dengan tiket bus seharga Rp20 ribu untuk sekali jalan dan Rp40 ribu untuk tiket full day, pengunjung sudah bisa menikmati kendaraan yang unik dan berwarna-warni tersebut.
- Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta 2008-2018
1. Program Perelek
Meski bukan merupakan daerah rawan pangan, namun beragam upaya dilakukan Pemkab Purwakarta untuk mengantisipasi bila terjadi kesulitan bagi warganya. Program Perelek di dalamnya terdapat subsidi silang antar warga yang mampu dengan kurang mampu.
Program itu dilakukan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Purwakarta dengan menyisihkan beras 1/4 gelas per hari atau sekitar satu liter per minggu. Beras yang disisihkan nantinya akan diambil oleh para ketua RT atau linmas.
Selanjutnya para pengepul beras akan melaporkan hal tersebut melalui program E-Pabeasan yang terpusat pada website Pemkab Purwakarta.
Jika nantinya kebutuhan masyarakat terhadap beras sudah terpenuhi maka beras yang dikumpulkan akan dijual. Sementara hasil penjualan beras tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti kelengkapan pos RW, pos ronda, atau pun aset lainnya.
2. Program Keluarga Angkat
Program ini memiliki skema berupa bantuan dari keluarga mampu kepada keluarga yang tidak mampu. Adapun bantuan yang diberikan menurutnya dapat berupa beras sebanyak 10 liter setiap bulan.
Setiap kecamatan harus memiliki desa percontohan. Jika setiap bulan dikawal pelaksanaannya di 40 desa, maka setelah tiga bulan, seluruh desa dapat melaksanakan program ini.
Teknisnya, bagi pegawai, TNI, Polri atau masyarakat yang dinilai sudah mampu, bisa menyumbangkan beras sebanyak 10 liter untuk keluarga tidak mampu setiap bulannya.
3. Program Saku (Satu Keluarga Satu Usaha)
Program ini sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang digulirkan Pemkab Purwakarta adalah menggulirkan pengembangan ekonomi masyarakat.
Teknis dari program Saku adalah dengan diberlakukan bentuk bantuan modal usaha yang anggarannya dapat dicairkan melalui Bantuan Keuangan Desa.
4. Program Hari Welas Asih
Pemkab Purwakarta telah menetapkan setiap hari Kamis sebagai Hari Welas Asih bentuk membangun empati pelajar.
Setiap Hari Kamis, pelajar SMPN se Purwakarta secara serentak membawa satu gelas berisi beras. Beras itu langsung dikumpulkan oleh sekolah untuk dibagikan kepada keluarga kurang mampu di sekitar sekolah.
Hari Welas Asih ini ditetapkan bagian dari membangun rasa empati kepada sesama. Terlebih hari ini sifat individualistis terutama dalam kalangan pelajar mulai terlihat.
Pengumpulan beras di Hari Welas Asih merupakan program jangka panjang dan akan terus berkesinambungan. Bahkan, imbauan tersebut bukan hanya sekolah di bawah kewenangan Pemkab Purwakarta, untuk sekolah menengah atas merupakan kewenangan Provinsi.
Bahkan dari program ini, sekolah dasar (SD) bisa merenovasi rumah warga yang sudah tidak layak huni. Program ini sesuai harapan mampu membentuk karakter 'Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh' para pelajar di wilayah ini.
5. Program Gempungan
Ini merupakan program pelayanan jemput bola dari seluruh dinas terkait kepada masyarakat. Kegiatan dari program ini biasanya dipusatkan di lapangan desa atau kantor desa yang ada secara bergiliran.
Dalam kegiatan ini, berbagai macam pelayanan mulai dari Keluarga Berencana (KB), pembuatan dokumen kependudukan, pelayanan kesehatan sampai izin usaha dilakukan dalam satu lokasi.
Dengan kata lain, program ini merupakan bentuk pelayanan maksimal dari pemerintah untuk mempermudah masyarakat. Jadi, melalui program ini seluruh leading sector dinas yang membidangi pelayanan masyarakat, mendatangi langsung simpul-simpul massa yang membutuhkan pelayanan.
Selain dinas, organisasi Tim Penggerak PKK setempat pun tidak bisa dikecualikan dalam pelaksanaan program ini. Di bawah koordinasi Anne Ratna Mustika sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purwakarta bergerak langsung ke desa-desa bersinergi bersama dinas terkait untuk mendukung pelaksanaan kegiatan rutin mingguan tersebut.
Editor : Rizal Fadillah