get app
inews
Aa Read Next : Mulai Besok, Pendopo Kota Bandung Dibuka untuk Umum

Warga Bandung Harap Harga Beras Kembali Normal

Rabu, 21 Februari 2024 | 12:13 WIB
header img
*Caption:* Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau stok beras di pasar tradisional dan supermarket di Kota Bandung, Senin (19/2/2024).(Foto: Angga/Biro Adpim Jabar)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Kenaikan harga beras di sejumlah wilayah di Indonesia dalam satu bulan terakhir. Di Kota Bandung harga beras mencapai Rp17.000 Per Kilogram dari sebelumnya Rp12.000- Rp13.000 per Kilogram.

Harga beras naik ini diduga beberapa faktor seperti perubahan iklim, gangguan produksi, dan dan hal lainnya menjadi pemicu naiknya harga beras di pasaran.

Masyarakat merasakan dampaknya secara langsung, dengan langkanya beras di pasaran membuat harga beras melambung tinggi bahkan harga beras bisa menjadi 2 kali lipat dari harga biasanya. Para ibu rumah tangga merasakan imbas besar dari kenaikan harga beras kali ini. 

Tuti warga bandung mengungkapkan harga beras kemasan 5 kg yang biasanya dibeli dengan harga Rp.75.000 kini melambung naik menjadi Rp.150.000, tak hanya karena harganya yang naik, kebanyakan ibu rumah tangga ini juga mengeluh karena beras kini sangat langka ditemukan dimanapun. 

“Saya biasanya beli beras kemasan 5 kg di warung depan merk X, saya beli beras kemasan soalnya wangi sama bulir berasnya bagus, nah tapi teh seminggu ke belakang warungnya ga nyediain stok beras yang biasa saya beli soalnya dari pasarnya aja udah mahal sama susah dicari terus kata mang warung nya kalo beli buat nge-stok buat di warung takutnya gak ada yang beli soalnya mahal pisan,” ujar Tuti.

Ia juga menambahkan bahwa warung langganannya berhenti menyediakan stok beras kemasan 5 kg karena jenis beras tersebut menjadi langka di pasaran sehingga harganya pun melambung tinggi. 

Lalu, warung langganan Ibu Tuti beralih menyediakan stok beras karungan yang jika dihitung per kg harga beras tersebut sangat jauh dengan harga beras kemasan. “Mang warung nya aja sampe nyesuain harga sma masyarakat sekitar, da soalnya kalo nyediain yang kemasan takut ga ada yang beli, jadi sekarang mah adanya cuman beras kiloan aja,” ucap tuti.

Tuti kini beralih dari yang biasanya memilih beras kemasan 5 kg dengan aroma harum dan bulir yang bagus, kini dirinya terpaksa beralih ke pembelian beras kiloan. Keputusan ini tidak diambil dengan sukarela, melainkan karena situasi sulit yang melibatkan kelangkaan dan kenaikan harga beras kemasan yang biasa ia pilih. 

Meskipun beras kiloan mungkin lebih terjangkau secara finansial dan stok nya lebih banyak, ibu rumah tangga ini merasakan perbedaan kualitas yang signifikan.

Beras kiloan yang ia beli dari warung cenderung kurang memiliki aroma yang khas, bulirnya tidak sebaik beras yang ia biasa beli, dan terkadang terdapat kutu beras dalam jumlah yang cukup banyak. Dia pun berharap harga beras di pasar kembali normal.

“Ya saya harap semoga stok beras menjadi terkendali lagi, syukur-syukur bisa balik lagi ke harga yang kemarin sebelum langka dan mahal, soalnya kasian ya yang terdampak bukan kita aja sebagai ibu rumah tangga, tapi banyak pihak yang dirugikan juga ya kaya pedagang masakan, warung yang biasanya nyediain beras sekarang jadi ga jual banyak macam beras dan dari pasar nya juga gaada stok,” ujar Ibu Tuti. (*)

Editor : Abdul Basir

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut