BANDUNG,Inews Bandungraya.Id - Yayasan Matsushita Gobel (YMG) melaksanakan seremoni Technical Intern Training Program (TITP) Batch XII yaitu pelepasan 84 peserta magang ke Jepang, Rabu (27/3/2024).
YMG yang merupakan bagian dari Gobel Group berpengalaman sejak tahun 1979 dalam memberi jasa kepada masyarakat luas di bidang pelatihan teknikal, manufaktur, manajemen, on-the-job training disiplin dan etika kerja, serta bahasa asing.
Program ini merupakan komitmen YMG dalam mendorong peningkatan pertumbuhan jumlah tenaga kerja ahli di Indonesia agar selaras dengan kebutuhan industri yang semakin kompetitif.
Harapannya setelah para peserta program menyelesaikan magang, dapat membawa keahlian yang telah dipelajari dari Jepang untuk dipraktekkan pada industri nasional sehingga memiliki kontribusi dalam memenuhi ketersediaan tenaga ahli di Indonesia.
Sejak tahun 2017, YMG secara total telah melepas 380 peserta magang ke Jepang. Acara seremoni ini dihadiri oleh Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si. selaku Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia sebagai bentuk dukungan pemerintah Indonesia atas inisiatif ini.
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si. dalam sambutannya saat seremoni menyampaikan, program pemagangan ke luar negeri merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia.
Sejalan dengan arahan dari Bapak Presiden untuk mempermudah dan mengembangkan skema pemagangan, terutama ke luar negeri, guna meningkatkan kompetensi dan kualitas tenaga kerja Indonesia.
Program ini juga merupakan bagian dari visi besar Pembangunan Indonesia Emas 2045, yang menempatkan pembangunan manusia sebagai salah satu pilar utamanya.
Proses pembangunan kualitas SDM membutuhkan kontribusi, sinergi, dan kolaborasi dari berbagai pihak, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam mewujudkan hal ini.
"Oleh karena itu, kami mengapresiasi YMG atas penyelenggaraan Technical Intern Training yang mencakup program pemagangan ke Jepang semoga bisa menjadi percontohan dan inspirasi para pelaku Industri dari sektor swasta," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama hadir Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Mr. Masaki Yasushi yang turut menyampaikan sambutan, pada tahun lalu baru saja diperingati 65 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia yang menjadi momentum penting dalam menyoroti kerja sama erat kedua negara di berbagai bidang.
Khususnya dalam pertukaran antar masyarakat yang menjadi landasan hubungan bilateral.
Inisiatif dari Yayasan Matsushita Gobel ini memberikan kontribusi besar dalam memperkuat kerja sama dan hubungan kedua negara. Program ini bermanfaat bagi Jepang yang menghadapi penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, serta bagi Indonesia yang sedang mengalami bonus demografi dan memiliki generasi muda yang melimpah.
Lebih dari 100.000 orang Indonesia telah mengikuti program pelatihan pemagangan teknis di Jepang selama lebih dari 30 tahun, dengan tujuan mengembangkan sumber daya manusia dan alih keterampilan.
Banyak di antara mereka yang kembali ke Indonesia dan berhasil memulai usaha skala besar berdasarkan keterampilan yang mereka peroleh di Jepang.
"Saya berharap, para peserta magang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan menjadi garda terdepan dalam membina hubungan baik antara Jepang dan Indonesia," ucapnya.
Sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si dan Masaki Yasushi, terkait tantangan dalam memaksimalkan bonus demografi pada tahun 2030, Indonesia harus memastikan bahwa ketersediaan tenaga kerja harus selaras dengan kebutuhan industri.
Riset Korn Ferry mengenai Global Talent Crunch memprediksi bahwa Indonesia akan kekurangan tenaga kerja ahli (highly skilled) dengan total 18 juta orang pada tahun 2030, di mana sektor manufaktur merupakan industri yang paling terdampak besar.
Menanggapi hal tersebut, sebagai lembaga yang berkomitmen untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, YMG memandang serius pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global. Inisiatif pengiriman peserta magang ke Jepang merupakan komitmen yang terus dijalankan oleh YMG.
Awalnya, program ini dimulai dari kemitraan antara Panasonic Indonesia dan Panasonic Jepang, yang kemudian diperluas ke industri lain seperti Chateraise Japan, Minami Fuji, PHC Japan, Ryobi Holdings, dan JA Okhotsk Abashiri, serta industri lainnya.
Para peserta magang yang diberangkatkan diseleksi dari individu yang pernah bekerja atau melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dalam unit bisnis Panasonic Gobel Group. Hal ini menjadi pondasi penting dalam menilai kemampuan peserta selama berada di lingkungan perusahaan tersebut.
Keberlanjutan dari skema program ini memastikan bahwa persiapan talenta lokal dilakukan secara konsisten, sehingga akan memberikan dampak yang maksimal dalam peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia.
Sebelum berangkat, para peserta magang akan menjalani persiapan intensif selama 5 bulan, yang difasilitasi oleh instruktur dari YMG serta alumni yang telah menyelesaikan program magang.
Persiapan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembelajaran bahasa Jepang, standar keselamatan dan kesehatan kerja Jepang, hingga aspek yang mendukung aktivitas harian mereka seperti pemilahan sampah di Jepang, prinsip dan kultur masyarakat Jepang, serta pelatihan masakan Jepang.
Harapan dari adanya persiapan ini adalah agar para peserta magang dapat lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan sepenuhnya pengalaman mereka di Jepang.
Peserta magang memiliki pilihan untuk mengikuti program selama 3 tahun atau 1 tahun yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan diri mereka masing-masing.
Setelah tiba di Jepang, mereka akan menjalani masa adaptasi selama satu bulan yang disiapkan oleh perusahaan mitra YMG sebelum ditempatkan di industri yang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mereka sehingga menjadi lebih siap untuk melakukan praktek kerja lapangan sesuai dengan standar tinggi yang dimiliki oleh perusahaan Jepang.
YMG merasa penting untuk memiliki pemahaman bersama bahwa pembangunan industri tidak hanya tentang menciptakan pabrik dan menghasilkan barang. Sebaliknya, fokusnya harus tertuju pada pembangunan ekosistem industri yang inklusif.
Ini mempertemukan titik temu antara produk dan sumber daya manusia yang berkualitas. Sektor swasta turut memiliki andil krusial dalam memperhatikan peningkatan kapasitas talenta-talenta lokal di Indonesia.
Transfer teknologi oleh sektor swasta memiliki peran utama dalam memberdayakan talenta lokal di berbagai sektor.
Hal ini menjadi esensial karena dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, membuka peluang baru, dan menyediakan penggerak yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang maksimal.
“Secara keseluruhan, transfer teknologi adalah elemen krusial dalam memberdayakan talenta lokal. Dengan memperkenalkan inovasi, pengetahuan, dan keterampilan baru, transfer teknologi membuka pintu menuju masa depan yang lebih inklusif bagi para peserta magang yang diproyeksikan dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja ahli di Indonesia. Dengan demikian, peningkatan kualitas SDM tidak hanya menjadi respon terhadap pembangunan infrastruktur, tetapi juga menjadi kunci untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang ekonomi yang terbuka di masa depan," ungkap Rachmat Gobel, Chairman dan Shareholder Gobel Group. (*)
Editor : Rizki Maulana