BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Baru-baru ini, Indonesia Strategic Institute (Instrat) sebagai lembaga think thank dan kajian pada isu-isu strategis, politik, dan sosial humaniora yang berbasis di Kota Bandung merilis 16 nama tokoh yang dianggap memiliki peluang yang cukup untuk maju dalam kontestasi Pilgub Jabar 2024 mendatang.
16 nama tersebut diantaranya, Alfiansyah Komeng, Atalia Praratya, Bima Arya Sugiarto, Cellica Nurrachdiana, Dedi Mulyadi, Desy Ratnasari, Dudung Abdurachman.
Lalu, Haru Suandharu, Maman Imanul Haq, M Iriawan (Iwan Bule), Netty Prasetiyani, Ono Surono, Ridwan Kamil, Saan Mustopa, Syaiful Huda, dan Uu Ruzhanul Ulum.
Dengan munculnya 16 nama tokoh-tokoh tersebut, Pengamat Politik Ujang Komarudin mengatakan, semuanya masih memunculkan nama dan tebar pesona masing-masing.
“Karena semuanya punya peluang, semuanya bisa maju dan bisa juga tidak, dan bagaimanapun kan harus membangun koalisi partai, dan yang paling penting lagi sebetulnya yaitu harus memiliki elektabilitas tinggi,” beber Ujang, saat dihubungi Jumat (29/3/2024).
Ujang menilai, para nama-nama tersebut harus berperang elektabilitas untuk memperebutkan dukungan dari partai, karena menurutnya akan sulit jika maju melalui jalur independen di Pilgub Jabar.
“Dari 16 nama itu kemungkinan akan dicalonkan dari partai, kalau dari independen kan berat, belum pernah ada yang menang dari independen juga di Jabar itu,” ujarnya.
Kemudian, kata Ujang, partai politik akan mendukung sosok yang memiliki elektabilitas tinggi, karena potensi menangnya juga akan tinggi.
“Biasanya partai-partai itu akan mendukung atau mengusung calon gubernur dan wakil gubernur yang memiliki elektabilitas tinggi, karena potensi menangnya tinggi,” ungkapnya.
“Makanya kalau di Golkar itu ada mekanisme, ada survei internal tiga kali, survei bagi kandidat yang diberi penugasan oleh Partai Golkar, nanti dilihat, di Jabar siapa yang paling tinggi, jika surveinya tinggi, potensi menangnya tinggi maka akan didorong untuk maju,” imbuhnya.
Adapun terkait prediksi jumlah poros di Pilgub Jabar, menurutnya akan ada tiga poros atau bahkan lebih.
“Sekarang masih dinamis, kalau kita melihat Undang-Undang, 20% syarat ketentuan maka bisa 4 calon, atau nanti minimal tiga, paling banyak 4, ya 5 pun gak ada masalah,” tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya