BANDUNG BARAT,Inews Bandungraya.Id - Bakal calon bupati Partai Demokrat Aas Mohamad Asor menasbihkan diri bersaing dalam memperebutkan rekomendasi untuk maju di Pilkada KBB 2024.
Tokoh muda ini telah mengembalikan berkas formulir pendaptaran dan menjalani fit and proper test dihadapan ketua, pengurus, PAC, dan Fraksi Partai Demokrat, KBB, Rabu (24/4/2024) siang.
Pada paparan dalam penyampaian visi dan misi bakal calon bupati/wakil bupati periode 2024-2029, Kepala Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB ini menyampaikan visi 'Terwujudnya Bandung Barat Tangguh'.
Makna dari Tangguh itu sendiri adalah menjadikan Bandung Barat yang Tertata, Agamis, Ngakel, Genah, Unggul, dan Humanisme. Sehingga bisa mewujudkan pembangunan yang merata dan menjadikan masyarakat KBB sejahtera sesuai dengan tujuan dan cita-cita pemekaran.
"Filosofi Tangguh itu kuat, maju, dan mandiri. Jadi saya ingin menjadikan KBB sejahtera melalui pengoptimalan potensi PAD dan pembangunan diberbagai sektor," terangnya.
Sementara misi yang digaungkannya adalah meningkatkan tata kelola pemerintahan secara profesional, meningkatkan infrastruktur masjid besar, membangun dan menata pasar tradisional, membangun infrastruktur pusat kesenian dan kebudayaan.
Kemudian membangun pusat olah raga sport center tingkat kecamatan, program beasiswa sampai perguruan tinggi, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, dan memajukan peran pemuda di bidang sosial dan ekonomi kreatif.
Disinggung alasan dirinya mendaftar ke Partai Demokrat dan motivasi maju di Pilkada, ayah tiga anak ini beralasan ingin berjuang bersama Partai Demokrat. Itulah kenapa dirinya tidak mengambil berkas ikut penjaringan ke partai lain dan hanya datang mendaftar ke Partai Demokrat.
"Kebetulan warna Partai Demokrat ini sama dengan warna kampus saya, kampus perjuangan. Jadi saya ingin berjuang bersama-sama dengan Demokrat sampai akhir," tegas Aas yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM APDESI KBB ini.
Pada kesempatan yang sama Ketua DPC Partai Demokrat KBB Imam Tunggara menyebutkan, bakal calon (balon) bupati/wakil bupati yang mendaftar ke DPC Partai Demokrat KBB harus siap secara intelektual dan juga finansial.
Pasalnya mereka harus menyiapkan logostik untuk biaya saksi dan juga lembaga survei untuk melihat elektabilitas serta popularitas sebagai acuan sebelum rekomendasi diturunkan oleh DPP.
"Bakal calon bupati/wakik bupati dari Demokrat harus siap menang dan siap isi tas (logistik) juga, karena balon juga harus menjalani survei," ucapnya.
Menurutnya untuk biaya survei tersebut memang tidak murah dan diperkirakan antara Rp100 juta sampai Rp200 juta. Dikarenakan angkanya cukup besar maka nantinya akan dibebankan secara bersamaan kepada para bakal calon yang secara resmi telah menyerahkan berkas pendaftaran.
Memang banyak lembaga survei, namun saran dari DPP mengambil lembaga survei yang kredibel dan tergabung dalam asosiasi lembaga survei. Sehingga bisa secara objektif menilai elektabilitas, akuntabilitas serta intensitas bakal calon.
"Biaya survei memang lumayan mahal karena kami mengambil lembaga survei yang tergabung dalam asosiasi resmi. Ada lembaga survei yang menawarkan harga Rp50 juta, namun kami ingin yang kredibel," tutur Imam.
Survei yang dilaksanakan tersebut, untuk mengetahui keseriusan para balon untuk maju dari partainya. Selain itu Partai Demokrat KBB ingin mencari figur kuat yang bisa memenangkan pertarungan politik dan menempatkan figur nomor satu di eksekutif.
Sementara itu Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD KBB Pither Djuandis menambahkan perlunya balon bupati/wakil bupati memiliki dukungan finansial yang kuat karena Pilkada membutuhkan biaya. Salah satu yang krusial adalah biaya saksi untuk pengawalan suara di TPS supaya tidak hilang.
"Kekuatan finansial itu untuk mendukung biaya saksi, kalau di Pileg kemarin ada sebanyak 5.088 TPS tapi di Pilkada jumlah TPS-nya sekitar 3.800," sebutnya.
Seperti diketahui ada 10 balon yang mengambil berkas pendaftaran ke Partai Demokrat namun yang mengembalikan berkas hanya 6 balon. Mereka adalah Yanto "Steve Ewon", Dansah Widansyah, Asep Ilyas, Aas Mohamad Asor, Gagan, dan terakhir Penjabat Bupati Bandung Barat Arsan Latif. (*)
Editor : Rizki Maulana