"Bagegar itu sebenarnya gak ada artinya. Tapi kami menerjemahkan dari suara gemuruh hujan besar saat petir menyambar-nyambar," ucap Rasad dalam keterangannya, Selasa (14/5/2024).
Menurutnya, personil Bagegar memiliki selera masing-masing soal bermusik, baik itu rock, pop, disko hingga punk. Namun, alternative menjadi benang merahnya yang membuat mereka bersatu.
'Pergi mengarit kita berdua. Kau pilih gunung yang paling timur dan disetiap siang tiba menggelar karung Seolah piknik kita selalu'. Mengutip sepenggal lirik dari lagu berjudul "Delima" tersebut, memang identik dengan aktivitas yang dilakukan di pedesaan.
Rasad sebagai pencipta "Delima" memaparkan, bahwa lagu tersebut dia buat terinspirasi dari atlet voli tarkam alias antar kampung.
"Tokoh dalam lagu Delima ini bukan fiksi, memang ada. Ceritanya itu pegunungan wilayah Sumedang," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah