BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JKRI) di Jabar dalam upaya menangkal hoaks selama Pilkada Serentak 2024 berlangsung. Tujuannya agar Pilkada Serentak 2024 sukses, aman, dan damai, dari tahapan, pelaksananaan hingga pasca pemungutan suara, diharapkan sukses tanpa ekses apa pun.
Pencegahan hoaks selama pilkada berlangsung penting dilakukan agar tidak terjadi perpecahan di masyarakat dengan melibatkan sejumlah elemen, demi menciptakan situasi kemanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang sejuk, kondusif.
Kepala Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Jawa Barat Adie Saputro mengatakan, upaya KPU ini merupakan bagian dari proses sosialisasi dan edukasi menyukseskan Pilkada Serentak 2024 sampai perdesaan. Edukasi melawan hoaks menjadi salah satu indikator keberhasilan Pemilu 2024 lalu dan akan dilanjutkan dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.
"Penggiat media dan jaringan komunitas radio memiliki peran penting mengawal informasi soal Pilkada. Apalagi, di era digital ini informasi hoaks rentan menyebar ke masyarakat.," kata Adie Saputro, Senin (27/5/2024).
Adie Saputro menyatakan, tujuan sosialisasi ini agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan termakan informasi yang belum tentu benar. Apalagi jika informasi tersebut disebarluaskan dan diperoleh lewat media sosial.
"Kalau belum tahu kebenarannya jangan disampaikan dulu ke media sosial. Jadi di saring dulu informasinya," ujar Adie.
Adie berharap pegiat media maupun jaringan komunitas radio ikut berkontribusi menyampaikan informasi ke masyarakat. Apalagi dampak informasi hoaks, berpotensi menimbulkan kegaduhan di lingkungan.
"Jangan sampai terpecah belah gegara pemilu. Kita yang menentukan pilihan untuk masa depan kita juga," tutur dia.
Ketua Bidang Advokasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) Akhmad Rofahan mengatakan, komitmen mendukung terciptanya pemilu yang damai dan demokratis.
"Sekitar 350 lebih radio komunitas, di 23 provinsi yang berada dalam naungan JRKI. Radio tersebut bisa memberikan edukasi politik melalui siaran," kata Akhmad Rofahan.
Langkah ini, ujar Rofahan, sebagai bentuk tanggungjawab untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, terutama masyarakat di pedesaan dan akar rumput.
Radio komunitas yang mayoritas berada di wilayah perdesaan, merupakan media yang cukup strategis untuk bisa memberikan pemahaman terkait pemilu kepada masyarakat.
"Mayoritas radio komunitas yang kami naungi, berada di wilayah pedesaan dan area blank spot. Sehingga, rakom menjadi media strategis untuk memberikan penyadaran dan pendidikan politik," tutur Rofahan.
Editor : Ude D Gunadi