BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Telah hadir rumah sakit berlonsep wisata di Kota Bandung, RS Murni Teguh Naripan. namanya. Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Naripan itu menyediakan area publik menyenangkan bagi pasien.
Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung Apt Yena Iskandar Ma'soem mengatakan, konsep wisata medis di Kota Bandung perlu terus disosialisasikan dan dikembangkan. Berdasarkan Permenkes Nomor 76 Tahun 2015 tentang wisata medis, rumah sakit itu harus kelas A atau B.
"Saya mengapresiasi Rumah Sakit Murni Teguh Naripan. Rumah sakit ini menjadikan mal sebagai konsep sehingga membuat para penunggu pasien dan pasien bisa merasa nyaman yang berimbas pada psikisnya," kata Yena Ma'soem seusai menghadiri 'soft launching' RS Murni Teguh Naripan di Jalan Naripan, Kota Bandung pada Kamis (6/6/2024).
Menurut Yena, komdisi psikis akan membantu percepatan penyembuhan pasien. Selain penanganan dan tindakan medis yang tepat dan cepat dalam proses penanganan pasien tersebut.
Yena menyatakan, wisata medis memiliki potensi besar terutama di Kota Bandung. Sebab, banyak faktor pendukungnya. Seperti, kuliner, tempat singgah, hotel, hingga apartemen di sekitar rumah sakit tipe A dan B itu.
Ketua IAI Kota Bandung Apt Yena Iskandar Ma'soem. (FOTO: ISTIMEWA)
"Pak Jokowi pernah mengatakan, negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura, meraup devisa Rp170 triliun per tahun dari warga Indonesia yang berobat ke negara-negara tersebut," ujar Yena.
Padahal, tutur dia, sebenarnya fasilitas rumah sakit di Indonesia, seperti di Kota Bandung, tidak kalah baik. Meski memang ada sebagian fasilitas rumah sakit yang perlu dikembangkan dengan menghadirkan alat-alat kesehatan canggih terkini.
"Peran pemerintah setempat, Kementrian Kesehatan dan Kementrian Kebudayaan menjadi penting untuk membantu pengadaan alat-alat kesehatan ini. Bentuknya kan bisa dengan kerjasama atau bagi hasil untuk akses ke peralatan canggih tersebut," tutur dia.
Selain itu, Kota Bandung pun memiliki akses obat-obatan yang berkualitas. Diketahui, Biofarma berada di Kota Bandung.
"Jadi jika wisata medis ini terus berkembang, maka dipastikan ini juga akan perusahaan-perusahaan pembuatan obat-obatan tidak mau ketinggalan. Hanya perlu koordinasi terhadap para pemangku kepentingan, maka wisata medis bisa dijalankan dengan mudah," ucap YenaDiketahui, Permenkes Nomor 76 Tahun 2015 tentang wisata medis, rumah sakit ini harus kelas A atau B.
Kota Bandung pun memiliki banyak influencer dan artis. Para influencer ini bisa dimanfaatkan juga untuk promosi wisata medis ini.
"Jangka pendek mungkin setidaknya, warga Indonesia di luar Kota Bandung datang ke Bandung untuk berobat. Ke depannya tentunya bukan hal yang mustahil, warga negara asing akan berobat ke Kota Bandung," ujar dia.
Penambahan RSUD
Untuk mengembangkan wisata medis, tutur Yena, perlu didukung dengan penambahan RSUD di Kota Bandung. Saat ini, rumah sakit yang dikelola Pemkot Bandung sangat sedikit.
"Hanya ada RSUD Ujungberung dan RSU Bandung Kiwari di Kopo. Idealnya di Kota Bandung ini sedikitnya memiliki lima RSUD," tutur Yena.
Tujuannya, kata Yena, agar masyarakat yang menggunakan BPJS bisa terakomodasi secara merata.
"Misalnya dibuat dengan basis wilayah, Bandung Timur sudah ada RSUD Ujungberung. Bandung Tengah sudah ada RSU Bandung Kiwari. Tinggal untuk wilayah selatan, barat dan itara," ucap Yena.
Editor : Ude D Gunadi