CIMAHI, iNewsBandungRaya.id - Di era digital, informasi menyebar luas tak terkendali dan masif di media sosial (medsos). Sebagian informasi yang beredar itu tidak berdasarkan fakta.
Menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada November 2024, dikhawatirkan akan muncul hoaks di medsos yang dapat menimbulkan keresahan.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Korda Kota Cimahi-Bandung Barat Edwan Hadnansyah mengatakan, di tengah gempuran informasi, masyarakat diimbau lebih tabayun dalam menyerap informasi menjelang pilkada serentak di Jawa Barat.
“Informasi hoaks dapat memecah belah persatuan. Karena itu, kami sebagai jurnalis yang bertugas menyebarkan informasi harus menjaga kondusivitas di tahun politik ini dengan membuat berita sesuai fakta dan data. Sehingga, masyarakat pun bisa menerima informasi yang benar," kata Ketua IJTI Korda Cimahi-KBB, Sabtu (15/6/2024).
Peran jurnalis, ujar Edwan, bukan hanya mengungkap fakta, tapi juga membangun narasi tepat sehingga tidak menimbulkan konflik.
"Apalagi di tengah kontestasi politik. Untuk itu diperlukan narasi sejuk dan tepat, " ujar Edwan.
Jurnalisme positif, tutur dia, berperan penting dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara lebih harmonis.
Dia menuturkan, jurnalisme positif tetap harus kritis sesuai amanat Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang menggariskan bahwa pers memiliki empat fungsi, termasuk media pendidikan dan kritik.
"Tantangan terbesar saat ini datang dari media sosial, di mana informasi sering kali tidak terverifikasi dan dapat menimbulkan kesalahpahaman," tutur dia.
Edwan mengatakan,, media massa yang terverifikasi harus menjadi rujukan utama bagi masyarakat dan seharusnya regulasi di medsos terkait informasi harus segera diatur.
"Tujuannya agar informasi yang beredar di media sosial juga harus berdasarkan fakta dan data sehingga tidak menyesatkan," ucap Edwan.
Editor : Ude D Gunadi