BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Aktivis Jawa Barat, Agus Satria, meminta masyarakat Cimahi harus pintar menilai sosok yang bakal maju di Pilwalkot 2024.
Menurutnya, Kota Cimahi sudah selayaknya dipimpin oleh orang yang benar-benar bersih dari lingkaran setan korupsi.
"Sudah saatnya Cimahi ini memutus mata rantai korupsi. Sudah tiga wali kota terjerat kasus korupsi, ketiganya diusut KPK dan divonis bersalah. Masa Kota Cimahi ke depan masih dipimpin oleh orang-orang bermental korup?" tutur Agus saat berbincang belum lama ini.
Agus berharap masyarakat Kota Cimahi tak lagi memilih pemimpin seperti halnya membeli kucing dalam karung. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi untuk lima tahun ke depan, ujar Agus, harus memiliki integritas tinggi dan tak punya kaitan dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya.
"Semoga saja masyarakat Kota Cimahi bisa memilih mana calon pemimpin yang benar-benar tulus mengabdi, bukan yang sekedar mencari keuntungan pribadi dengan memanfaatkan jabatannya. Ini demi kebaikan dan kemajuan masyarakat Cimahi itu sendiri," bebernya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Unpad, Firman Manan menuturkan, rekam jejak sosok calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota harus benar-benar menjadi pegangan masyarakat Cimahi ketika menentukan pilihannya.
Ia berpesan kepada masyarakat Kota Cimahi agar memilih pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Tak cuma itu, Wali Kota-Wakil Wali Kota Cimahi lima tahun ke depan juga harus memiliki program yang berpihak kepada rakyat.
"Kasus tiga wali kota sebelumnya harus dijadikan pelajaran. Jangan sampai ada wali kota keempat yang nantinya akan berurusan dengan hukum karena kasus korupsi. Saya kira rekam jejak calon-calon harus benar-benar diperhatikan oleh masyarakat Cimahi," tutur Firman.
Soal rekam jejak itu, Firman mengatakan media juga berperan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar ketika memilih, mereka benar-benar memberikan suara kepada orang yang tepat.
"Jadi kembali saya tekankan, rekam jejak dan integritas dari calon itu sangat penting. Itu yang harus jadi patokan masyarakat dalam memilih," tandas Firman.
Dalam kesempatan yang sama, salah seorang warga Kecamatan Cimahi Selatan, Taopik, berharap pemimpin Kota Cimahi lima tahun ke depan bisa membawa kotanya menuju ke arah yang lebih baik.
Ia menyoroti banyaknya infrastruktur di Cimahi yang perlu perbaikan. Selain itu, masalah lapangan kerja juga harus menjadi poin penting dan sangat perlu mendapat perhatian.
"Tapi yang jelas mah wali kota nanti jangan korupsi lagi lah. Masa nggak cukup tiga wali kota yang ditangkap. Apa mau ada wali kota keempat yang akhirnya berurusan lagi dengan hukum karena korupsi?" ujar Taopik.
Seperti diketahui, tiga Wali Kota Cimahi sebelumnya tersangkut kasus korupsi secara berturut-turut. Mereka yaitu Itoc Tochija, Atty Suharti dan Ajay M Priatna.
Itoc terjerat dalam dua kasus korupsi. Kasus pertama, Itoc divonis tujuh tahun penjara usai terlibat korupsi pembangunan Pasar Atas. Kasus ini juga melibatkan istrinya Atty Suharti yang juga divonis 5 tahun penjara.
Sedangkan Ajay M Priatna, divonis sebanyak dua kali. Kasus pertama suap perizinan rumah sakit, ia divonis 2 tahun penjara. Kemudian di kasus suap kepada penyidik KPK, ia divonis 4 tahun penjara.
Di kasus Ajay ini, nama Sekda Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan sempat disebut-sebut. Ia bahkan pernah dihadirkan menjadi saksi.
Peran Dikdik juga diduga sangat besar dalam perkara tersebut karena meminta sejumlah kepala SKPD mengumpulkan uang.
Setidaknya, dugaan itu pernah disampaikan oleh kuasa hukum Ajay M Priatna, Fadli Nasution, beberapa waktu lalu. Dikdik sendiri kini bakal maju sebagai calon Wali Kota Cimahi pada Pilwalkot 2024.
Editor : Zhafran Pramoedya