BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kelompok Wanita Tani (KWT) dinilai memiliki peranan penting dalam meningkatkan sektor pertanian, membantu ketahanan pangan dan membantu perekonomian keluarga khusus di Jawa Barat.
Begitu disampaikan Ketua KWT Binangkit Lestari, Yulinda dalam acara BEJA (Bewara Jawa Barat) bertajuk 'Kontes Ternak dan Expo Pangan Tingkat Jawa Barat Tahun 2024', di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (22/7/2024).
"Kelompok Wanita Tani itu bisa kita jadikan wadah untuk memberdayakan kelompok juga memberdayakan masyarakat di sekitar KWT, terutama kaum ibu-ibu, karena apa? Karena seorang ibu rumah tangga itu menjadi sumber pengadaan pangan dan juga kebutuhan gizi bagi keluarga dan masyarakat sekitar," kata Yulinda.
Yulinda mengatakan, selain mengedukasi kelompok, pihaknya juga turut mengikutsertakan masyarakat untuk terjun langsung di dalam pelaksanaan pertanian dari mulai pembibitan, penanaman, kemudian panen dan pengolahan beberapa hasil panen menjadi barang olahan.
"Kami berusaha memberikan edukasi dan keterampilan kepada anggota juga masyarakat supaya mereka juga mau melaksanakannya di rumah, di pekarangan mereka masing-masing," ungkapnya.
Dari hasil panen di pekarangan rumah masing-masing itu, kata Yulinda, sedikitnya bisa menekan pengeluaran para ibu rumah tangga.
"Yang tadinya sedikit-sedikit kita beli, kalau sudah ada hasil panen kan jadi tidak beli, jadi mengurangi pengeluaran," ujarnya.
Yulinda mengaku, pihaknya mendapatkan banyak manfaat dari adanya kegiatan Anggota Pekarangan Sehat Pekarangan Lestari (ASRI) yang digulirkan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar.
"Yang kami rasakan itu sebelumnya kami cuman bergelut di menanam sayuran dan buah-buahan. Dan kemudian setelah ada ASRI ini disitu juga ada toge, ada juga ayam bertelur," katanya.
"Kami diberikan ayam bertelur itu 10 ekor, nah jadi kami punya keterampilan baru nih mengurus ayam," lanjutnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris DKPP Jabar, Indriantari mengatakan, kegiatan ASRI ini digelar sebagai upaya membiasakan pola konsumsi masyarakat untuk bisa menurunkan angka stunting.
"Sebetulnya stunting itu pola konsumsi kita yang belum kita sebut dengan B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman). Masyarakat kita belum membiasakan untuk mengkonsumsi isi piring itu lengkap dengan tadi, ada proteinnya, ada karbohidratnya, kemudian ada sayur, ada buah dan sebagainya," bebernya.
Oleh karena itu, KWT ini berperan mengedukasi masyarakat khususnya para ibu hamil untuk mulai membiasakan pola makan yang sehat.
"Makanya kita ada ASRi itu di KWT itu, supaya di level pekarangan masyarakat itu, terutama yang dikelola oleh ibu-ibu KWT itu tersedia sayuran, ada buah-buahan, bahkan ada protein hewani, bisa," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah