BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono menargetkan Indonesia bisa swasembada pangan dalam empat tahun.
Sudaryono mengungkapkan, Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menuangkan target itu ke dalam visi pembangunan kedaulatan pangan.
"Soal pangan, Pak Prabowo tidak mau asal-asalan. Beliau tidak mau yang biasa, mesti ada sentuhan yang luar biasa. Nah, sejauh ini sudah digariskan oleh Bapak Menteri Pertanian," ucap Sudaryono saat ditemui dalam acara Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/7/2024).
Untuk merealisasikan hal itu, kata Sudaryono, urusan sektor pangan mesti satu komando. Dia mencontohkan, persoalan distribusi pupuk, yang kerap menjadi persoalan mesti segera dibenahi dan diawasi dari mulai hulu ke hilir.
"Persoalan pupuk harus sesuai regulasi, kita akan awasi terus harus betul-betul sampai kepada orang yang memang membutuhkan pupuk itu yaitu para petani kita," ungkapnya.
Dalam urusan benih, Sudaryono tengah mengkaji usulan penyeragaman benih agar memiliki hasil yang maksimal bagi seluruh petani.
"Misalnya, petani itu kan ada yang kita bantu benih dari pemerintah itu jumlahnya sekitar 18 persen dari total seluruh cakupan sawah. Sementara ada sekitar 65 persen petani yang memang membeli benih padi yang sesuai standar, yang tersertifikasi," katanya.
"Masih ada sisa sekitar 15-20 persen petani yang kita tengarai. Khususnya banyak yang di luar Jawa benihnya itu benih bikin sendiri. Hasil panen kemudian ditanam lagi. Tentu produktivitasnya beda," tambahnya.
Sudaryono mengakui, banyak usulan dari lembaga hingga aktivitis terkait produktivitas para petani.
"Jadi ada usulan dari banyak lembaga, banyak orang, banyak aktivis pertanian. Bagaimana supaya produktivitasnya tinggi itu kalau benih itu dikasih aja. Sehingga kita seragam semua petani Indonesia nanamnya benih bersertifikasi," imbuhnya.
Untuk itu, Sudaryono mengajak seluruh stakholder untuk menyamakan visi untuk mewujudkan target swasembada pangan.
"Untuk terbangunnya cita-cita itu, maka tidak bisa lagi memikirkan sektor masing-masing, kalau begitu tujuannya tidak bisa terwujud karena ini holistik, dari hulu sampai hilir harus terpenuhi semua," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi kegiatan Gebyar Perbenihan yang menyediakan teknologi dan inovasi pertanian yang tepat dalam menghadapi dampak El Nino.
Kementerian Pertanian, kata Sudaryono, tengah mendorong penyediaan pompanisasi dan pipanisasi sehingga lahan pertanian yang terdampak El Nino mendapatkan pasokan air yang cukup agar produksi pertanian nasional tidak turun.
"Kita punya teknologi dan negara kita adalah negara yang tersedia sinar mataharinya dan sekarang kita saat sedang menghadapi kehadiran El Nino atau kemarau panjang. Karena itu ketersediaan teknologi dan inovasi seperti benih sangat penting untuk meningkatkan produksi dan petani tetap mendapat keuntungan dari usaha taninya," tuturnya.
"Selanjutnya pupuk dan benih harus dapat kita pastikan tersedia tepat waktu sampai ke petani. Tidak boleh terlambat, harus tepat waktu. Ibaratnya orangnya sakit, tapi obatnya tidak ada. Sebab target kita ke depan adalah swasembada pangan, kita harus kurangi impor," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah