get app
inews
Aa Read Next : WExcited Fest 2024 Sukses Digelar, Berikan Semangat Pada Perempuan Kota Bandung

Pastikan Tak ada Lonjakan Kasus, RSHS Hanya Terima Pasien Cuci Darah 10-20 Setiap Bulan

Kamis, 01 Agustus 2024 | 16:13 WIB
header img
Instalasi Dialisis RSHS Bandung, Ruang khusus pasien cuci darah. (Foto:Abbas)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id  - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mencatat sekitar 10 sampai 20 anak menjalani cuci darah secara rutin pada setiap bulannya.

Dokter ginjal anak dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), dr. Ahmedz Widiasta, Sp.A (K), M.Kes mengatakan jumlah tersebut cenderung stabil dan tidak mengalami lonjakan kasus.

“Untuk kasus anak dengan penyakit ginjal kronik yang mendapatkan cuci darah rutin itu sekitar 10-20 anak per bulannya,” katanya di RSHS Bandung, Rabu (31/07/2024).

Lebih lanjut dirinya menyebut, dari pasien anak-anak tersebut sudah diberikan rujukan kembali untuk melakukan perawatan dekat dengan rumah pasien. 

“Dan beberapa dari pasien-pasien tersebut telah kami rujuk ke rumah sakit daerah terdekat untuk menjalankan,” sebutnya

Lebih lanjut dia menyebut banyak anak-anak yang melakukan cuci darah harus menjadi perhatian orang tua. Dimana pola asupan makanan dan minuman terhadap anak harus diperhatikan. 

Menurutnya apabila pola asupan tidak diperhatikan,maka akan berdampak buruk di kemudian hari. "Ada kecenderungan meningkat penyakit ginjal kronik yang paling penting adalah yang menjadi mis persepsi di masyarakat sehingga orang mengatakan kenapa ini banyak makan manis banyak makan garam bisa mengakibatkan cuci darah. Sebetulnya tidak demikian, tapi maksudnya adalah apabila kita pola makan yang salah, pola hidup yang salah dalam jangka panjang mengakibatkan penyakit berisiko penyakit ginjal kronik, hipertensi diabetes melitus itu adalah dua penyakit orang dewasa,"ungkapnya.

Tak hanya itu Dany Hilmanto menjelaskan bahwa orang yang harus melakukan cuci darah itu disebabkan organ tubuh yang tidak berfungsi seperti biasanya.

Salah satunya fungsi ginjal yang seharusnya bertugas sebagai penyaring cairan racun menjadi cairan elektrolit tubuh dengan tidak baik namun malah bertumpuk pada organ tubuh.

"Pada prinsipnya bahwa kita memiliki sepasang ginjal. Ginjal memiliki fungsi menyaring segala sesuatu racun kemudian menyerap kembali hal-hal yang diperlukan oleh tubuh kemudian paling sering dilihat fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa racun yang dihasilkan tubuh dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit selain menghasilkan menghasilkan hormon pembentukan sel darah merah," jelasnya.

"Kedua dia berperan melepaskan growth hormon. Apabila ginjal tidak berfungsi maka harus digantikan fungsinya karena cairan yang menumpuk dan racun menumpuk di darah memberikan beban berat bagi tubuh dan kejadian fungsi ginjal berkurang bisa terjadi mendadak akut dan kronik berlangsung lama," sambungnya.

Dirinya menyebut bahwa pada dasarnya yang menyebabkan seseorang harus cuci darah  terjadi dalam jangka yang lama dan panjang jika ginjal tidak berfungsi ada dua pilihan diantaranya melakukan transplantasi 

"Kalau ginjal tidak berfungsi ada dua pilihan ganti ginjalnya tapi untuk itu butuh effort dan transplantasi belum banyak tapi di hasan sadikin mulai digunakan. Kedua cuci darah Itu dilakukan untuk mengeluarkan racun racun yang dihasilkan oleh tubuh karena proses metabolisme tubuh ginjal tidak berfungsi membuat cairan didalam darah memberikan beban berat untuk jantung dan organ lain caranya cuci darah,” sebutannya. 

Dia juga mengatakan selain itu, cuci darah juga ada dua macam, yang dikenal menggunakan alat mesin, dan menggantinya melalui selaput dalam perut. Dua duanya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Metode tersebut memungkinkan mereka melakukan prosedur tersebut di rumah.“Mereka hanya perlu datang ke rumah sakit sekali untuk mengambil cairan dan obat baru,” tandasnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut