BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sebanyak sembilan partai politik (parpol) non-parlemen bersepakat untuk membentuk Koalisi Jabar Menang dalam menghadapi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024.
Adapun kesembilan parpol tersebut yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garda Republik Indonesia (Garuda), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Buruh, Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Ummat.
Ketua DPD Partai Hanura Jabar, Dian Rahadian menyatakan bahwa Koalisi Jabar Menang memiliki modal dukungan hingga 1,7 juta suara untuk bisa memenangkan Pilgub Jabar 2024.
"Dan 1.7 juta ini berpotensi bertambah lebih. Tadi kita dengar bersama Ketua Partai Buruh, dia punya anggota sekian juta. Kemudian Pak Kyai dan Pak Jenderal, belum struktural daerah, belum Pimpinan Ormas," ucap Dian di Kantor DPD Partai Hanura Jabar, Kota Bandung, Jumat (16/8/2024).
"Mudah-mudahan dari 1.7 juta kita bisa berkontribusi lebih dari itu dan itu cukup untuk mengantarkan calon gubernur dan wakil gubernur yang kita usung untuk memenangkan pertarungan pada Pilgub Tahun 2024 ini," tambahnya.
Dian menegaskan, Koalisi Jabar Menang merupakan gerakan murni tanpa ada campur tangan dari pihak manapun.
"Tidak ada pesanan membuat kegiatan ini dari salah satu calon, tidak. Tapi kami murni dari kesamaan sikap kami, kebersamaan kami, sehingga perlu dibuat seperti ini," tegasnya.
Selain itu, Koalisi Jabar Menang pun belum memutuskan dukungan kepada pihak manapun. Mengingat, belum adanya paslon Cagub-Cawagub yang mendeklarasikan diri.
"Hari ini kita belum menentukan kepada salah satu calon, artinya kami ini orsinil. Karena sampai hari ini pun belum ada satu pasangan calon yang mendeklarasikan sebagai cagub dan cawagub dan partai mana saja yang mengusung," katanya.
Oleh karena itu, Koalisi Jabar Menang ini akan bergerak cepat melakukan komunikasi politik dengan beberapa calon untuk menentukan sikap dukungannya.
"Jadi kami 9 partai ini dengan sisa waktu yang tinggal beberapa saat, kami akan bergerak cepat. Sehingga pada waktunya nanti kami akan tentukan secara bulat, kepada siapa 1.7 juta ini akan kami berikan suaranya," jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPW PKN Jabar, Humar Dani mengatakan, Koalisi Jabar Menang ini dibentuk atas dasar kesadaran bersama dengan situasi senasib dan sepenanggungan.
"Koalisi ini dilandasi dari Hati Nurani Rakyat, maka Buruh dan semua Ummat akan menjadi Gelombang Rakyat Indonesia," ungkapnya.
"Tahun ini menjadi Garda di Republik Indonesia dan Kebangkitan Nusantara nantinya akan mewujudkan Rakyat Adil Makmur, sama begitu indahnya seperti kita memandang Bulan dan Bintang," tambahnya.
Dani memastikan, tidak ada yang menjadi pimpinan dalam Koalisi Jabar Menang ini. Dia menyebut, semua pimpinan parpol memiliki tingkatan yang sama.
"Kita duduk bersama ini sebagai ketua partai, tidak ada yang menjadi ketua lebih. Jadi kami duduk rata. Apapun keputusannya, tidak satupun atau apapun yang komandoi atau titipan, tidak ada," katanya.
Sehingga, setiap keputusan yang akan dikeluarkan oleh Koalisi Jabar Menang ini akan diputuskan secara bersama-sama.
"Jadi kita akan melakukan rapat bersama, mengambil suatu keputusan, mengambil langkah, diputuskan secara bersama. Kita betul-betul menjaga silaturahmi, menjaga kekuatan dan kesatuan koalisi ini," terangnya.
Disinggung soal isu kota kosong, Dani meyakini jika tidak akan terjadi kotak kosong di Pilgub Jabar 2024.
"Jadi bicara kotak kosong itu kan perhitungan sementara, saya yakin tidak akan terjadi. Kalau kotak kosong sudah aja kotaknya dibuang, tinggal kosongnya aja," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Gelora Jabar, Haris Yuliana menyadari bahwa Koalisi Jabar Menang ini tidak dapat mempengaruhi tiket Pilgub Jabar 2024.
Meski begitu, Haris menjamin jika Koalisi Jabar Menang ini bisa berpengaruh terhadap kemenangan dalam kontestasi lima tahunan tersebut.
"Kita ini enggak akan bisa mempengaruhi tiket, koalisi ini pahamlah. Tapi kita pastikan bahwa koalisi ini bisa mempengaruhi kemenangan. Dalam hal itu, kita juga akan melihat bahwa peta politik calon itu akan ditentukan oleh para pemilik tiket," kata Haris.
Oleh karena itu, dalam menentukan arah dukungannya, Koalisi Jabar Menang ini memiliki sejumlah kriteria bagi sosok yang akan diusungnya nanti.
Adapun beberapa kriteria tersebut di antaranya Nyunda, Nyantri, Nyakola, Nyabar, Nyantika, dan Mandiri.
"Cuman kriteria ini kita tidak akan terpuaskan dengan terpenuhinya seluruh kriteria. Karena itu pilihan orang, kita akan membahasnya, tapi dengan kriteria yang kita bikin, mana yang lebih banyak memenuhi kriteria ini, itu yang akan kita usung," tuturnya.
Di sisi lain, Haris juga menyadari jika koalisi non-parlemen di daerah, banyak yang tidak bisa bertahan. Hal itu disebabkan adanya perbedaan dengan keputusan pusat.
"Karena kita juga harus menghormati, masing-masing partai punya otoritas masing-masing yang kuat, saya sadari itu. Tapi kita di Jawa Barat fokus dulu dengan apa yang kita hadapi, yang penting potensi sumber daya yang kita punya, struktur dan massa pemilih itu bisa kita salurkan pada saluran yang benar," bebernya.
Dengan modal dukungan hingga 1,7 juta suara, kata Haris, pihaknya berharap para paslon di Pilgub Jabar nanti bisa melihat peluang kemenangan dalam Koalisi Jabar Menang ini.
"2018 RK itu lima koma sekain juta suaranya. Sudrajat-Syaikhu itu lima koma sekian juta. Jadi 1.7 itu akan mempengaruhi siapapun calon, karena rata-rata di Jawa Barat itu suara sah 17 juta, kita 10% dari 17 juta itu," katanya.
"Mudah-mudahan calonnya pada sadar," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah