BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Yayasan Lensa Difabel Informatif Kreatif (LDIK) menyelenggarakan sosialisasi pemilih bagi komunitas penyandang disabilitas, khususnya dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2024.
Bertempat di Yayasan Penyantun Wyata Guna, Kota Bandung, kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai latar belakang.
Ketua LDIK, Suhendar, menyoroti pentingnya kesetaraan hak dalam proses demokrasi.
"Perempuan dan penyandang disabilitas sering kali menjadi objek politik. Kami harap, dengan pengetahuan yang didapatkan hari ini, kita semua bisa turut andil dan mendapat manfaat di Pilgub ini,” ungkap Suhendar dalam sambutannya.
Selanjutnya, Komisioner KPU Kota Bandung, Fajar Kurniawan Safrudin, menekankan hak-hak pemilih disabilitas.
“Sosialisasi ini adalah bagian dari tugas KPU untuk memastikan bahwa semua kalangan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, memiliki akses dan pemahaman yang cukup untuk memilih dengan baik dan benar,” tegas Fajar.
Ia berharap, kegiatan ini mendorong partisipasi yang lebih luas dan memastikan bahwa semua pemilih dapat menyuarakan hak mereka tanpa diskriminasi.
Fajar mengatakan, TPS harus memenuhi standar aksesibilitas, termasuk jalur yang ramah difabel, parkir yang memadai, dan tanda petunjuk yang jelas.
“Setiap penyandang disabilitas memiliki hak untuk pendampingan di TPS, serta prioritas dalam antrean. Selain itu, informasi pemungutan suara harus tersedia dalam format yang mudah dipahami, seperti dalam huruf Braille atau audio,” jelas Fajar.
Sementara itu, mantan Ketua KPU Kabupaten Bandung periode 2013-2023, Agus Bayora menyatakan bahwa Pilgub adalah pesta demokrasi milik seluruh rakyat Indonesia.
“Pilkada ini bukan hanya untuk KPU atau Bawaslu, tetapi untuk kita semua. Untuk memastikan pilkada sukses, kita harus mengawal prosesnya dengan baik, mulai dari partisipasi aktif masyarakat hingga keamanan yang kondusif,” ujar Agus.
Ia menggarisbawahi bahwa kesuksesan pemilu diukur dari tingginya partisipasi, terpilihnya pemimpin yang kredibel, serta administrasi yang transparan dan bersih dari korupsi.
Suhendar kemudian menambahkan bahwa setiap warga negara, termasuk penyandang disabilitas, berhak atas pilihan politiknya secara rahasia.
“Pilihan kita adalah rahasia, bahkan orang terdekat pun tidak berhak tahu,” ungkapnya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta diajak berdiskusi mengenai kendala dan dukungan yang diharapkan dalam pelaksanaan pemilu.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pemilih disabilitas di Pilgub Jabar dan menjadi langkah awal untuk pemilu yang lebih inklusif.
Editor : Zhafran Pramoedya