get app
inews
Aa Text
Read Next : Kota Cimahi dan Bandung Diterjang Hujan Es hingga Angin Kencang, Sejumlah Pohon Tumbang

Survei Keanekaragaman Hayati di Mega Mendung, Komitmen Yayasan Paseban pada Konservasi Alam

Sabtu, 09 November 2024 | 14:40 WIB
header img
Survei Keanekaragaman Hayati di Mega Mendung. (Foto: Ilustrasi/Okezone)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Konservasi alam merupakan isu global yang sangat penting dan harus ditangani dengan serius, terutama di negara-negara Dunia Ketiga dimana tekanan untuk melakukan pembangunan sering kali mengabaikan prinsip-prinsip konservasi alam.

Pada tahun 2024, Environmental Performance Index dari Universitas Yale menempatkan Indonesia pada peringkat 163 dari 180 negara yang dievaluasi.

Dalam sektor kehutanan, Indonesia berada di peringkat 71, sedangkan dalam perlindungan keanekaragaman hayati dan habitat, Indonesia menempati peringkat 143.

Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, pelestarian dan keberlanjutan alam di Indonesia harus menjadi prioritas.

Upaya ini tentu harus melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swasta, serta individu yang peduli terhadap isu-isu konservasi alam.

Salah satu organisasi yang berkomitmen pada konservasi alam adalah Yayasan Paseban. Yayasan ini beroperasi di Mega Mendung Jawa Barat yang dikenal dengan kekayaan alamnya.

Didirikan pada 28 Juli 2024, Yayasan Paseban berfokus pada upaya konservasi alam dan juga pada edukasi publik dengan pendekatan berbasis alam.

Edukasi tersebut salah satunya dilakukan melalui Arista Montana Organic Farm. Di lahan yang dikelola oleh Arista Montana, pengunjung dapat belajar tentang pengelolaan lahan, restorasi lahan, dan sistem pertanian organik.

Inisiatif ini diprakarsai oleh Andy Utama, seorang pengusaha nasional yang memiliki perhatian khusus terhadap konservasi alam. Konsep yang diusung oleh Yayasan Paseban juga mengintegrasikan keterlibatan aktif masyarakat lokal dan menciptakan harmoni antara manusia dan alam.

Yayasan Paseban menjalin kerja sama dengan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SLI UI) untuk melakukan survei keanekaragaman hayati di wilayah Mega Mendung.

Survei ini dilakukan di area yang dimiliki oleh Perhutani namun dikelola oleh Yayasan Paseban. Survei dimulai pada 2-3 November 2024. Survei ini diharapkan dapat secara mendata keanekaragaman hayati yang terdapat di kawasan tersebut.

Dosen dari SIL UI, Andreas Pramudianto menilai bahwa survei tersebut sebagai langkah yang positif.

“Hutan di Arista Montana dikelola dengan baik sebagai kawasan konservasi sehingga diharapkan hutan lainnya juga dapat dikelola dengan cara serupa,” ucap Andreas dalam keterangannya, Sabtu (9/11/2024).

“Dengan perluasan area hutan dan pengelolaan yang tepat, diharapkan kondisi hutan di sekitarnya dapat dipulihkan, terutama yang saat ini telah dikelola tetapi tidak untuk tujuan konservasi yang sesungguhnya,” tambahnya.

Survei ini sendiri tidak hanya fokus pada pencatatan keanekaragaman hayati, tetapi juga menghitung nilai ekonomi dari konservasi alam yang dilakukan di wilayah tersebut.

Penghitungan tersebut penting sebagai dasar bahwa upaya konservasi alam memberikan keuntungan ekonomi yang besar sehingga tidak perlu dilakukan pemanfaatan alam yang tidak semestinya.

Inisiatif yang dilakukan oleh Yayasan Paseban ini mencerminkan komitmen dan keberpihakan mereka terhadap konservasi alam dengan memastikan bahwa sumber daya alam tidak dieksploitasi untuk kepentingan ekonomi semata.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut