BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap pemicu fenomena angin kencang yang melanda sejumlah daerah di Tanah Air.
Fenomena yang sangat terasa di Jakarta ini terjadi karena adanya belokan angin dan konvergensi, bahkan hal ini terjadi juga di beberapa daerah.
"Saat ini memang ada fenomena belokan angin dan konvergensi," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dikutip Selasa (3/12/2024).
Selain Jakarta, fenomena angin kencang ini terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Berdasarkan analisis streamline BMKG 3 Desember, daerah-daerah tersebut merupakan daerah potensi pertumbuhan awan.
"Angin kencang terjadi karena gradien tekanan yang tinggi. Angin juga musiman, angin timuran terjadi saat musim kemarau dan angin baratan terjadi saat musim hujan," ujar Guswanto.
Selain itu, BMKG juga memprediksi jika sejumlah daerah di Indonesia bakal dilanda cuaca ekstrem.
Sirkulasi siklonik yang terdeteksi di Laut Natuna dan Samudera Hindia barat daya Banten ikut memperkuat kondisi ini, dengan memicu peningkatan pengangkatan massa udara yang mempermudah terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah sekitarnya.
"Hal ini membuat potensi curah hujan yang signifikan lebih tinggi, sehingga masyarakat di daaerah terkait perlu waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem," ujar BMKG.
Menurut BMKG seiring dengan periode puncak musim hujan, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi memiliki risiko lebih besar terhadap curah hujan yang tinggi.
Hal ini berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan air, atau tanah longsor di daerah rawan. Selain itu, perlu juga diperhatikan potensi hujan lebat yang terjadi pada daerah-daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang saat ini sedang aktif, karena berpotensi menimbulkan banjir lahar hujan.
Editor : Rizal Fadillah