BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar Cinefuture 2024. Acara bergengsi yang berlangsung dari 9 hingga 13 Desember 2024 di Gedung FPSD UPI itu mengusung tema "Representasi Tubuh dalam Cinema".
Cinefuture II 2024 dibuka oleh Dekan FPSD UPI Prof Dr phil Yudi Sukmayadi MPd. Dalam sambutannya, Dekan FPSD UPI, menekankan pentingnya Cinefuture sebagai wadah kolaborasi lintas disiplin untuk memecahkan permasalahan seni visual dan budaya seni gambar bergerak melalui pameran serta simposium internasional.
“Tahun ini, Cinefuture memamerkan 30 karya dari studio film, 20 karya dari studio animasi, satu karya dari studio televisi, dan satu karya dari studio kajian media. Semua karya ini menggambarkan kompleksitas sinema sebagai medium seni yang terus berkembang,” kata Dekan FPSD UPI Bandung.
Tema besar Cinefuture 2024 adalah sebuah isu relevan dalam memahami bagaimana tubuh menjadi elemen vital dalam penceritaan sinema.
Pembukaan CineFuture 2024 di Gedung FPSD UPI. (FOTO: ISTIMEWA)
Tubuh dalam sinema tidak hanya merujuk pada manusia sebagai subjek atau medium, tetapi juga pada karya film itu sendiri sebagai seni gambar bergerak.
"Aspek ketubuhan mencakup karakter, gerakan, hingga pengambilan gambar yang mampu mengkomunikasikan emosi, narasi, dan ide-ide secara visual," ujar .
Tubuh Sinema dalam Perspektif Teoretis
Simposium Internasional yang menjadi bagian utama acara ini mengundang seniman, praktisi, dan akademisi untuk membahas sudut pandang baru tentang ketubuhan dalam sinema.
Konsep tubuh dalam sinema ini, menurut kurator gambar bergerak asal Italia Paulo Cherchi-Usai dalam bukunya The Death of Cinema. Bahkan mencakup tubuh material dari film itu sendiri, seperti seluloid, yang perlahan tergantikan oleh digitalisasi.
Cherchi-Usai berargumen bahwa hilangnya seluloid adalah salah satu tanda "kematian" sinema, karena elemen fisik tersebut merupakan esensi sejarah dan estetika film.
Selain itu, perspektif ketubuhan juga dibahas melalui pendekatan pemeranan. Praktisi teater Rusia Konstantin Stanislavski, dalam karyanya An Actor Prepares, mengungkapkan bahwa tubuh aktor adalah medium utama untuk menyampaikan dunia batin karakter.
Sistem Stanislavski mengajarkan pentingnya presisi gerakan fisik dalam mengartikulasi emosi dan narasi.
Bangun Wacana Ketubuhan di Indonesia
Melalui tema yang diusung, Cinefuture 2024 berupaya memperluas diskusi mengenai ketubuhan di sinema, yang tidak hanya berbasis pada konteks global tetapi juga relevan untuk industri film Indonesia.
Dengan kolaborasi antara seniman gambar bergerak, praktisi film, dan akademisi, acara ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif untuk tantangan estetika dan teknis dalam sinema modern.
Pameran dan simposium internasional ini menjadi bukti nyata komitmen UPI untuk terus mendorong pertumbuhan seni visual dan budaya. Cinefutre bukan sekadar gerakan seni, tetapi juga sebuah platform refleksi kritis dan inovatif untuk menjawab kebutuhan industri kreatif yang terus berkembang.
Editor : Ude D Gunadi