get app
inews
Aa Text
Read Next : Kader PDIP se-Jabar Deklarasi Solid dan Setia untuk Megawati

Jelang HUT ke-52, PDIP Jabar Ziarah ke Makam Marhaen

Kamis, 09 Januari 2025 | 14:15 WIB
header img
DPD PDIP Ziarah ke Makam Ki Marhaen. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungRaya - Jajaran pengurus DPD PDIP Jawa Barat berziarah ke makam Marhaen di Batununggal, Mengger, Bandung Kidul, Kota Bandung pada Kamis (9/1/2025). Ziarah ini bagian dari rangkaian hari ulang tahun PDIP yang ke-52.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono. Selanjutnya rangkaian HUT PDIP akan digelar besok secara serentak.

"Besok DPP Partai dirayakan di Sekolah Partai dengan hybrid, ada yang hadir fisik, disaksikan seluruh kader PDI Perjuangan dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, sampai tingkat RT/RW Dusun secara virtual," katanya. 

"Nanti juga ada beberapa kegiatan lainnya seperti potong tumpeng dan membagikan tumpeng-tumpeng tersebut ke masyarakat, kita ingin masyarakat pun ikut bersama-sama merayakan Hari Ulang Tahun PDI Perjuangan ke-52," tambahnya. 

Selain itu, Ono mengatakan, DPD PDIP Jabar akan berkunjung ke beberapa panti asuhan untuk memberikan tumpeng, memberikan bantuan, sekaligus menyambut Rajaban.

"Ada beberapa kegiatan lainnya, di tingkat nasional misalnya ada Soekarno Run, ada 10km, 5km dan sebagainya. Tapi Insya Allah di Jawa Barat juga kita akan melaksanakan tapi mungkin dalam rangka menyambut Bulan Bung Karno di bulan Juni nanti," jelasnya.

Disinggung terkait kondisi makam Marhaen yang perlu adanya pemugaran, Ono pun mengaku pihaknya selalu mengupayakan hal itu ke gubernur-gubernur sebelumnya.

"Karena makam ini adalah bagian sejarah dari Indonesia. Maka tentunya pemugaran, renovasi, membuat makam ini supaya bisa menjadi titik-titik sejarah Indonesia mungkin akan jauh lebih baik," ungkapnya.

"Beberapa Gubernur sudah kita menyampaikan dan juga dilakukan pemugaran. Kita akan upayakan kembali dengan Gubernur yang baru nanti," lanjutnya.

Di mata Ono, sosok Marhaen adalah salahsatu masyarakat kelas bawah yang menjadi teman diskusi Bung Karno.

Di mana, Bung Karno di masa mudanya dihabiskan di Bandung dan banyak melakukan pergerakan-pergerakan politik yang ujungnya Indonesia Merdeka.

"Tentunya Indonesia merdeka ini kan perlu dasar untuk merdeka, apa yang menjadi dasar? Makanya Bung Karno menggali ‘apa sih keistimewaan Indonesia itu?’," katanya.

Pada saat itu ada dua ideologi besar di dunia, kata Ono, ada komunisme, kapitalisme-liberalisme. "Indonesia tidak termasuk ke dalam keduanya, sosok Indonesia bukan ideologi seperti itu, ya sosok Pak Marhaen," jelasnya.

"Dia adalah orang merdeka, sawahnya punya sendiri, cangkulnya punya sendiri, menggarap sendiri, hasilnya untuk sendiri, tapi kondisinya tidak kaya, itulah ciri khas Indonesia, sehingga dari situ muncullah Marhaenisme," lanjutnya. 

Selain Marhaen, ada beberapa tokoh di Jawa Barat yang selalu menjadi teman diskusi, misalnya Mama Mei Kartawinata yang pada akhirnya Bung Karno merumuskan Pancasila yang dipidatokan di 1 Juni.

"Jadi, Marhaen ini tak lepas dari tonggak sejarah Bung Karno dalam pergerakannya di tanah air. Kami berharap ketika berbicara keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka ujungnya ialah terwujudnya Trisakti, serta menjalankan yang namanya Pancasila," tandasnya. 

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut