BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Wudhu adalah menyucikan anggota tubuh dengan air untuk menghilangkan hadas kecil, yang diperlukan agar seorang muslim bisa melaksanakan ibadah tertentu, seperti sholat.
Namun, seringkali setelah berwudhu, seorang muslim makan atau minum. Pertanyaannya, apakah wudhu harus diulang setelah makan?
Menjawab pertanyaan ini, UAH mengutip hadis riwayat Muslim nomor 828. Dalam hadis tersebut, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, apakah makan daging kambing membatalkan wudhu? Rasulullah menjawab tidak.
Namun, ketika sahabat tersebut bertanya lagi apakah makan daging unta membatalkan wudhu, Rasulullah SAW menjawab, "Ya, maka berwudhulah ketika Anda makan daging unta."
"Jadi, dalam konteks ini, hanya makan daging unta yang mengharuskan seseorang berwudhu kembali sebelum melaksanakan ibadah seperti sholat, tawaf, atau menyentuh mushaf Al-Qur'an," ujar UAH, dikutip dari YouTube Kunang Kunang pada Kamis (6/2/2025).
Secara tekstual, dapat disimpulkan bahwa hanya makan daging unta yang membatalkan wudhu, sementara makan makanan lain, seperti kambing, tidak membatalkan wudhu.
“Yang penting dipahami secara kontekstual adalah bukan hanya jenis dagingnya, tetapi juga efek dari makanan tersebut. Di Arab, daging kambing biasa dimakan, meskipun baunya lebih menyengat dibandingkan kambing di Indonesia. Namun, masalah muncul jika makan daging unta, karena bau yang ditinggalkan bisa mempengaruhi kekhusyukan dalam ibadah," jelasnya.
Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa makanan yang menghasilkan bau tidak sedap, seperti jengkol, bisa memengaruhi konsentrasi dalam beribadah.
“Misalnya, jengkol dan makanan sejenis yang menghasilkan bau tidak sedap. Anda sendiri sudah merasa tidak nyaman dengan baunya, bagaimana mungkin Anda bisa menghadap Allah dengan penuh kekhusyuan?” tandasnya.
Dengan demikian, jika makanan yang dikonsumsi menghasilkan bau yang tidak sedap dan berpotensi mengganggu kekhusyuan dalam ibadah, disarankan untuk berwudhu kembali.
Editor : Zhafran Pramoedya