Viral Gua Safarwadi Diklaim Tembus hingga Mekkah, Muhammadiyah Serukan Dakwah Pencerahan
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/11/dda6b_gua-safarwadi.jpg)
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gua Safarwadi di Pamijahan, Tasikmalaya menjadi perbincangan hangat setelah viral disebut sebagai jalan menuju Mekkah.
Kepercayaan ini menarik banyak peziarah yang ingin berdoa sekaligus menapaktilasi perjalanan Syeikh Abdul Muhyi, seorang penyebar tarekat Syattariyah di Tanah Pasundan.
Gua sepanjang 284 meter ini memiliki dua pintu yang menghubungkan Kampung Pamijahan dan Kampung Panyalahan. Beberapa bagian di dalamnya diyakini memiliki jalur mistis yang mengarah ke berbagai tempat, termasuk Cirebon, Banten, Surabaya, hingga Mekkah.
Menanggapi fenomena ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad menekankan perlunya dakwah pencerahan agar masyarakat tidak mudah mempercayai hal-hal di luar nalar sehat.
“Memang tempat yang dipercayai oleh orang selalu ada cerita di luar logika untuk menarik perhatian dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap situs tersebut,” ucap Dadang dikutip laman Muhammadiyah, Selasa (11/2/2025).
Dadang mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hal mistik masih kuat, sehingga cerita-cerita yang tidak rasional sering diterima sebagai kebenaran.
“Di sinilah perlunya dakwah pencerahan, agar masyarakat tidak terjebak dalam keyakinan yang tidak berdasar,” ujarnya.
Menurutnya, dakwah pencerahan harus dilakukan melalui penjelasan terhadap teks suci, baik secara bayani (tekstual), burhani (rasional), maupun irfani (spiritual), sehingga ruang bagi kepercayaan yang tidak rasional dapat diminimalkan.
Selain itu, pendidikan yang berbasis pada penguatan nalar juga perlu ditekankan di sekolah-sekolah agar generasi mendatang mampu membedakan antara yang realistis dan yang tidak.
Fenomena seperti Gua Safarwadi menunjukkan bagaimana tradisi dan kepercayaan masih memiliki pengaruh besar dalam masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dakwah dan pendidikan yang berimbang agar spiritualitas tetap terjaga tanpa mengabaikan rasionalitas.
Editor : Rizal Fadillah