Peace Generation: Kedepankan Kesamaan dalam Atasi Keberagaman di Indonesia

Bandung, Bandungraya.iNews.id - Keberagaman selalu menjadi isu menarik di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Salah satu konflik yang sering timbul di tengah masyarakat, di antaranya karena perbedaan keyakinan atau agama. Menurut Co-founder Peace Generation Irfan Amali, dalam masalah perbedaan keyakinan tersebut, justru yang lebih sulit mengatasi konflik yang terjadi di antara satu penganut agama. Seperti di internal Islam, yang memiliki banyak aliran. Di antaranya yang paling menonjol adalah keberadaan Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan aliran Syiah.
Irfan yang juga Pimpinan Pesantren (Ponpes) Peacesantren Welas Asih Garut, menyebutkan, kunci dalam mengatasi perbedaan dalam satu keyakinan tersebut, yakni mencari persamaan tujuan bukannya membahas soal perbedaan di antara keduanya.
"Kalau kita, Islam sama Kristen lebih gampang. Tidak ada polemik yang runcing, karena memang beda agama, Tapi di Islam, dalam satu rumah ini punya klaim kebenaran masing-masing. Check-list-nya banyak, apakah Allah-nya sama, nabinya sama, Qur'an-nya sama? Sehingga potensi terjadi friksi lebih besar. Kalau dengan teman Kristen, lebih mudah. Ya sudah kita memang berbeda," ungkap Irfan saat konferensi pers dalam rangkaian Workshop on Diversity Writing and Journalist Competency Test (UKW) yang digelar Solopos di Hotel The Suddha, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Senin (24/2/2025).
"Untuk mengatasi hal tersebut perlu common goal (tujuan yang sama), common issue, atau common enemy. Karena kalau membahas perbedaan idealogi atau keyakinan, tak akan ketemu sampai kapan pun," tegas Irfan.
Dalam program Breaking Down the Wall yang digagas Peace Generation, jelas Irfan, pihaknya coba mencari apa yang menjadi kesamaan kebutuhan dari kedua sisi. Misalnya, apakah air wudhunya bersih.
"Yaitu menghemat air di masjid. Mereka bekerja sama yang beda mazhab ini untuk common goal, gimana masjid menjadi efisien airnya. Itu common goal," ujar Irfan. (*)
Editor : Abdul Basir