Hilal Tak Terlihat di Bandung, Fakultas Syariah Unisba Tunggu Keputusan Sidang Isbat

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan pengamatan hilal 1 Ramadhan 1446 H yang bekerja sama dengan Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Provinsi Jabar.
Pemantauan hilal dilakukan di Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba dengan koordinat tempat Lintang -6˚54’12” LS, Bujur 107˚36’32” BT dan ketinggian tempatnya 750 Meter diatas permukaan laut., pada Jumat (28/2/2025).
Kepala Observatorium Albiruni, Encep Abdul Rojak, mengatakan, kegiatan ini berstatus resmi terdaftar sebagai titik pengamatan hilal awal Ramadhan.
“Artinya hasil dari pengamatan ini akan dilaporkan kepada Kementrian Agama Republik Indonesia sebagai bahan Itsbat Awal Ramdhan 1446 H,” paparnya, Jumat (28/2/2025).
Encep menjelaskan bahwa secara data, ketinggian hilal di Indonesia berkisar antara 3 hingga 4 derajat, meskipun elongasi bervariasi. Di Bandung, elongasi masih di bawah 6 derajat, sementara di wilayah barat lebih tinggi.
"Secara data memungkinkan, tetapi secara cuaca cukup berat, apalagi hujan. Kalau di atas 3 derajat dan ada yang melaporkan melihat, itu dapat diterima. Tapi kalau di bawah 3 derajat, mustahil diterima karena visibilitas kurang," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa jika cuaca cerah, hilal mungkin bisa terlihat, memungkinkan awal Ramadan ditetapkan esok hari. Namun, jika kondisi tetap mendung, kemungkinan besar akan terjadi istikmal, yaitu penyempurnaan bulan Syaban menjadi 30 hari, sehingga Ramadhan dimulai lusa.
Sementara itu, Kepala Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Jabar, Encup Supriatna, juga menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan hilal terlihat dari 11 titik pemantauan di provinsi tersebut.
"Berdasarkan hasil observasi ataupun rukyatul hilal yang diselenggarakan di Jawa Barat, khususnya di Al-Biruni sebagai tempat pusat, dan juga kami lagi menunggu laporan di tempat-tempat lain di 11 titik di Jawa Barat, sampai saat ini dilaporkan tidak terlihat. Sekali lagi, tidak terlihat," jelas Prof. Encup.
Ia menegaskan bahwa pengamatan ini dilakukan bersama Kementerian Agama Jabar, Biro Kesra, Rektor Unisba, serta tim ahli dari berbagai institusi. Semua laporan dari titik pemantauan akan diteruskan ke pusat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam sidang isbat.
"Jadi, kami perlu melaporkan secara langsung atas nama pemerintah daerah, atas nama Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, atas nama BHR Jawa Barat, dan sekaligus juga dari Pak Rektor Unisba. Sekali lagi, tidak dapat terlihat. Itu barangkali yang saya sampaikan," tandasnya.
Hasil rukyatul hilal di Jabar akan dilaporkan ke Kementerian Agama bersama laporan dari 135 titik pemantauan di seluruh Indonesia.
Keputusan final mengenai awal Ramadan 1446 H akan diumumkan Menteri Agama, setelah seluruh laporan dari berbagai daerah dikompilasi dan dibahas bersama ormas Islam serta para ulama.
Editor : Zhafran Pramoedya