Gempa Bumi Guncang Bogor, BMKG Sebut Dipicu Sesar Citarik

BOGOR, iNewsBandungraya.id - Warga Kota Bogor dikejutkan oleh guncangan gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 4,1 pada Kamis (10/5) sekitar pukul 22.16 WIB. Getaran kuat yang dirasakan secara tiba-tiba membuat panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, hingga Jumat (11/4/2025) pagi, tercatat empat kali gempa susulan pasca guncangan utama. Gempa susulan tersebut terjadi pada pukul 23.12 WIB (Magnitudo 1,9), 23.14 WIB (Magnitudo 1,7), 01.04 WIB (Magnitudo 1,6), dan 01.38 WIB (Magnitudo 1,7).
Selain guncangan yang kuat, warga juga dihebohkan oleh suara dentuman keras yang menyertai terjadinya gempa. Daryono menjelaskan bahwa fenomena suara gemuruh dan dentuman saat gempa dangkal adalah hal yang wajar.
"Gempa Bogor disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh," terangnya dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, Daryono mengungkapkan bahwa karakteristik gelombang gempa yang terekam oleh sensor seismik BMKG di Darmaga (DBJI) dan Citeko (CBJI) menunjukkan adanya gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi. Hal ini menjadi bukti bahwa gempa Bogor merupakan gempa tektonik yang disebabkan oleh pergeseran batuan di dalam bumi.
Analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG mengindikasikan bahwa gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip). Episenter gempa terletak pada jalur Sesar Citarik, sebuah patahan aktif yang memiliki mekanisme pergerakan geser mengiri.
Dampak dari gempa ini dirasakan hingga wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, serta Kota Depok dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity). Getaran pada skala ini umumnya dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan beberapa orang di luar, hingga dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan. Laporan awal menyebutkan adanya kerusakan ringan pada beberapa rumah warga di Kota Bogor.
"Pembangkit gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG," pungkas Daryono.
Hingga berita ini diturunkan, BMKG terus memantau perkembangan aktivitas kegempaan di wilayah Bogor dan sekitarnya. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan, serta selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG.
Editor : Agung Bakti Sarasa