Waspada Rabies: Virus Mematikan yang Menyebar dari Hewan ke Manusia

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus rabies, penyakit menular yang berpotensi mematikan. Virus ini ditularkan dari hewan dan dapat menimbulkan dampak yang sangat serius bagi kesehatan manusia, bahkan berujung pada kematian.
Sejumlah hewan seperti kelelawar, rubah, rakun, sigung, dan anjing liar, terutama di negara berkembang, diketahui menjadi Reservoir utama penularan rabies. Virus ini umumnya menyebar melalui air liur, terutama melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Meskipun jarang terjadi, penularan juga dapat terjadi ketika air liur hewan yang terinfeksi mengenai luka terbuka atau selaput lendir seperti mulut dan mata, misalnya saat hewan menjilati luka.
Bahayanya, rabies hampir selalu berakibat fatal setelah gejala klinis muncul. Pasien yang telah memasuki fase koma umumnya tidak dapat diselamatkan dan meninggal dalam waktu 2-3 hari. Oleh karena itu, langkah pencegahan menjadi kunci utama dalam menekan angka kasus rabies. Vaksinasi rabies pada hewan peliharaan merupakan salah satu upaya preventif yang sangat penting.
Meskipun awalnya mirip dengan gejala flu biasa, rabies memiliki sejumlah gejala khas yang patut diwaspadai, di antaranya:
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi rabies, seperti bepergian ke daerah dengan kasus rabies tinggi, berinteraksi dekat dengan hewan liar, bekerja sebagai dokter hewan atau di laboratorium, serta memiliki luka terbuka di area kepala atau leher.
Misteri Hidrofobia: Mengapa Pasien Rabies Takut Air?
Salah satu gejala yang paling mencolok dan sering dikaitkan dengan rabies adalah hidrofobia, yaitu ketakutan yang ekstrem terhadap air. Kondisi ini umumnya muncul pada stadium lanjut infeksi rabies. Virus rabies menyerang sistem saraf, termasuk otot-otot di tenggorokan yang berperan dalam menelan. Ketika pasien mencoba minum air, otot-otot tersebut dapat mengalami kejang yang menyakitkan, sehingga menimbulkan kesulitan menelan dan akhirnya memicu rasa takut terhadap air. Ironisnya, pasien dengan hidrofobia seringkali merasa sangat haus namun menolak untuk minum. Gejala ini juga dapat disertai dengan halusinasi dan perubahan perilaku yang tidak wajar.
Ketika seseorang terdiagnosis rabies, fokus utama tim medis adalah memberikan perawatan suportif untuk mencegah perkembangan penyakit ke stadium lanjut dan timbulnya gejala seperti hidrofobia. Langkah-langkah penanganan awal yang krusial meliputi:
Dengan mengenali gejala dan pentingnya pencegahan, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan terhindar dari bahaya penyakit rabies yang mematikan ini.
Editor : Agung Bakti Sarasa