BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Musim kelam harus dialami PSIS Semarang setelah dipastikan terdegradasi ke Liga 2 untuk musim depan. Kepastian ini diperoleh usai laga imbang antara Semen Padang FC dan Persebaya Surabaya pada pekan ke-32 Liga 1 2024/2025, yang membuat peluang PSIS bertahan pupus.
PSIS kini terbenam di posisi juru kunci klasemen dengan 25 poin. Sementara itu, Semen Padang yang menempati urutan ke-15 atau batas aman zona degradasi telah mengoleksi 32 poin. Dengan hanya dua laga tersisa, PSIS maksimal bisa meraih 31 poin terpaut satu angka dari zona aman yang membuat degradasi tak terhindarkan.

Musim ini menjadi titik nadir bagi Mahesa Jenar. Dari 32 pertandingan, mereka hanya mampu mengemas 6 kemenangan, 7 hasil imbang, dan menelan 19 kekalahan. Capaian ini jauh dari ekspektasi dan menunjukkan kemerosotan performa dibanding musim-musim sebelumnya.
Zona Degradasi Makin Runcing, Barito dan PSS Dalam Tekanan
Tersingkirnya PSIS membuat persaingan menyelamatkan diri dari degradasi semakin panas. Tersisa lima tim yang masih berpeluang tergelincir ke kasta kedua. Persis Solo saat ini menempati posisi yang relatif aman, sementara PSS Sleman berada di posisi paling rawan.

Barito Putera, yang tengah berjuang keluar dari zona merah, menegaskan tekad kuat untuk menyapu bersih dua laga terakhir. Mereka akan menghadapi PSM Makassar di pekan ke-33, dan menutup musim dengan duel menghadapi PSIS Semarang yang meskipun sudah terdegradasi, tetap bisa menyulitkan.
Jadwal Berat Menanti Persis dan PSS
Ujian berat menanti Persis Solo dan PSS Sleman. Persis harus menghadapi Dewa United dan tim kuat Persib Bandung, sedangkan PSS dituntut meraih poin penuh atas Persija Jakarta dan berharap pesaingnya terpeleset.

Atmosfer Liga 1 jelang akhir musim semakin memanas. Setiap laga menjadi penentu, dan selisih poin tipis membuat tekanan kian tinggi.
Keterpurukan PSIS Semarang menjadi pelajaran penting, sementara lima tim lainnya masih terus berjuang untuk mempertahankan eksistensinya di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Editor : Agung Bakti Sarasa











