Asal-Usul Nama Sukajadi, dari Alat Masak Tradisional hingga Pusat Bisnis Modern

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sukajadi, salah satu kawasan strategis di Kota Bandung, kini dikenal sebagai area padat permukiman sekaligus pusat bisnis yang ramai. Namun di balik kemajuan pesatnya, kawasan ini menyimpan kisah menarik tentang asal-usul namanya yang berkaitan dengan bentuk geografis dan peninggalan sejarah masa kolonial.
Menurut T. Bachtiar, peneliti toponimi sekaligus anggota Masyarakat Geografi Indonesia, wilayah Sukajadi memiliki kontur tanah yang cekung, mirip dengan sebuah alat masak tradisional Sunda yang disebut jadi. Alat ini terbuat dari tanah liat yang dibakar dan dahulu digunakan untuk memasak oleh masyarakat Sunda.
Karena bentuk wilayah yang menyerupai jadi, masyarakat setempat memberi nama daerah ini "Sukajadi", yang bisa diartikan sebagai "menyukai jadi". Sebuah bentuk penamaan lokal yang kaya makna budaya dan menggambarkan kedekatan masyarakat dengan lingkungannya.
Pada era kolonial Belanda, kawasan ini dikenal dengan nama Bronbeekweg. Nama tersebut merujuk pada Indisch Bronbeek, sebuah kompleks tempat tinggal para veteran tentara Hindia Belanda yang terletak di bagian utara kawasan tersebut. Setelah Indonesia merdeka, nama Bronbeekweg pun resmi diganti menjadi Jalan Sukajadi sebagai bagian dari dekolonisasi nama-nama tempat.
Kini, Jalan Sukajadi membentang sepanjang 2,1 kilometer dan menjadi jalur penting yang menghubungkan pusat Kota Bandung dengan kawasan wisata Lembang. Seiring waktu, kawasan ini berkembang pesat dengan berdirinya berbagai pusat perbelanjaan, hotel, dan tempat makan yang menjamur di sepanjang jalan.
Tak hanya itu, Sukajadi juga menjadi salah satu jalur tersibuk di Bandung, terutama pada akhir pekan karena menjadi pintu masuk utama menuju kawasan wisata di utara Bandung.
Dengan mengetahui asal-usul nama Sukajadi, kita tidak hanya mengenal akar sejarah dan budaya lokal, tetapi juga belajar bagaimana identitas sebuah wilayah terbentuk dan berkembang seiring zaman.
Editor : Agung Bakti Sarasa