Proses Kreatif Multitalenta Mulai dari Kota Ini: Untold Story Remy Sylado dari Kota Bandung
BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID – Komunitas 23761 Indonesia menggelar Pameran Karya Senin 1000 Hari Remy Sylado: Perjalanan Meraih Kesenian di Bandung. Acara digelar di Dago The Huis, 22-29 November 2025.
Acara ini menjadi bentuk penghormatan kepada sosok multitalenta itu sekaligus upaya mengusulkan Remy Sylado sebagai Pahlawan Nasional di bidang kebudayaan dan kesenian. Remy Sylado adalah seniman multitalent dengan karyanya diberbagai bidang; sastra, teater, film, dan puisi. Ia juga dikenal sebagai wartawan Tempo dan menjadi editor sejumlah media kesenian di tanah air.
Meski Remy telah tiada, namun karya-karyanya masih abadi. Pameran Karya Remy Silado dalam berbagai bidang ini dipamerkan di acara bertajuk Pameran Karya 1000 Hari Remy Sylado.
Keponakan Remy Sylado yang juga Founder Komunitas 23761 Indonesia, Eleonora Moniung, mengatakan, Pameran Karya Seni 1000 Hari Remy Sylado mengingatkan kembali kepada para Seniman bahwa keindahan karya-karya pria kelahiran 12 Juli 1945 itu patut dihargai. Karya-karyanya adalah talenta anugerah dari Allah SWT.
“Sebagai salah satu ahli waris dari Remy Sylado ( Japi Tambayong), Saya mendapatkan amanah langsung dari Almarhum bahwa tolong jaga dan lestarikan karya-karyanya. Buatlah kegiatan yang bermanfaat bagi publik,” kata Eleonora.
Dengan didapatkannya berbagai penghargaan kepada Remy Sylado, katanya, semoga pemerintah peduli kepada pusat - pusat Budaya di Indonesia. “Remy Sylado milik publik. Di balik 1000 hari Remy Sylado banyak "untold story" dari masyarakat yang merasakan pengalaman baik telah diserap ilmunya dari Almarhum,: kata Eleonora lagi.
Remy Sylado lahir dengan nama Japi Panda Abdiel Tambayong. Namun kemudian banyak dengan nama populer Remy Sylado. Nama ini diambil dari not dalam aktor pada lagu All My Loving yang dibuat grup musik terkenal, The Beatles. Nomor notnya adalah 23761, jika dibaca dalam not musik menjadi kata: re-mi-si-la-do.
Ia dikenal sebagai seorang sastrawan, dosen, novelis, penulis, aktor teater, dan wartawan.
Salah satu film populer karyanya adalah Cau Bau Kan (2002) dan Cau Bau Kan: Hanya Sebuah Dosa (1999). Film ini diangkat dari naskah yang diangkat karya Remy Silado. Naskah ini bahkan kemudian menjadi naskah pertunjukan lakon teater yang dimainkan berbagai kelompok teater.
Remy Silado memulai karir sebagai wartawan di Semarang, sebagai jurnalis Tempo pada 1965. Kemudian ia menjadi redaktur majalah Aktuil di Bandunh sejak 1970. Dari Bandung inilah ia memulai proses kesenian dengan menulis kritik sastra, puisi, cerpen, novel, drama, kolom, dan esei.
Dalam berkesenian, Remy terkenal karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan-pertunjukan drama yang dipimpinnya. Ia juga salah satu pelopor penulisan Puisi mbeling bersama Jeihan dan Abdul Hadi WM.***
Editor : Ude D Gunadi