get app
inews
Aa Text
Read Next : McD Indonesia Peringati Hari Bumi, Tanam 1.000 Pohon dan Gelar Aksi Bersih Lingkungan di Jabar

Voices for the Planet: Gerakan Kolaboratif Rayakan Hari Bumi dengan Pertanian Organik dan Konservasi

Selasa, 20 Mei 2025 | 17:42 WIB
header img
Ilustrasi Hari Bumi. (Foto: Pixabay/satheeshsankaran)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Memperingati Hari Bumi pada 22 April 2025, ribuan masyarakat berkumpul di Arista Montana Megamendung untuk mengikuti gerakan lingkungan "Voices for the Planet." Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari program penanaman 10.000 pohon dan bambu yang digagas Andy Utama, penggiat konservasi lingkungan berpengalaman 14 tahun.

Andy menegaskan pentingnya menjaga alam yang memberi kehidupan bagi manusia. "Alam telah memberi kita kehidupan, udara, air, pangan. Maka sudah seharusnya kita mengembalikannya dengan perbuatan baik, mulai dari tidak membuang sampah sembarangan hingga menanam tanaman sendiri di rumah," ujarnya.

Gerakan ini juga menyoroti pentingnya pertanian organik sebagai cara konservasi berkelanjutan. Andy berbagi pengalamannya, bahwa awalnya menanam kopi di lahan konservasi mengikuti anjuran Perhutani, namun akhirnya ia menyadari risiko kerusakan lingkungan dari praktik tersebut.

“Daripada untung dari kopi tapi menyebabkan longsor dan kerusakan hutan, lebih baik saya memilih tanaman yang bisa dinikmati bersama masyarakat seperti alpukat, dan itu bisa dilakukan dengan pendekatan pertanian organik,” jelasnya.

Kini, Andy bersama Perhutani membangun kemitraan baru untuk mengembangkan pertanian organik di lahan miring yang rawan erosi. Perwakilan Perhutani menyambut baik pendekatan ini, yang tidak hanya fokus pada pengelolaan komoditas tapi juga mengutamakan prinsip 3P: Planet, People, Profit.

Dukungan juga datang dari berbagai pihak, termasuk lurah setempat yang mengingatkan perlunya regulasi tata ruang yang konsisten demi kelestarian lingkungan, serta pegiat konservasi hutan, Wiratno, yang mengangkat potensi bioprospecting sebagai pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari.

Komunitas adat Baduy yang diwakili Kang Dodi mengingatkan filosofi hubungan manusia dengan alam, “Gunung itu seperti ibu, sumber kehidupan. Jangan munafik terhadap alam, karena kita hidup dari apa yang ia berikan.”

Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan terus berlanjut dengan dukungan kebijakan pemerintah daerah, khususnya pelarangan perburuan liar dan pengelolaan kayu bertanggung jawab. Andy menambahkan, “Kita ingin tahun depan bisa melepasliarkan burung ke aviary yang telah kita siapkan. Tapi tanpa regulasi perlindungan, upaya ini bisa sia-sia.”

Momentum Earth Day di Megamendung menunjukkan bahwa perjuangan menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama, dari aktivis, tokoh adat, pejabat, hingga masyarakat. Dengan pertanian organik, konservasi, dan kerja sama, masa depan lingkungan yang lestari dan berkeadilan bisa terwujud.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut