Qatar dan Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026, AFC Tuai Kritik

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Keputusan AFC (Asian Football Confederation) menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia memicu reaksi negatif dari berbagai pihak. Banyak yang mempertanyakan netralitas keputusan tersebut karena dinilai menguntungkan tuan rumah yang juga menjadi peserta dalam grup ini.
Babak keempat kualifikasi ini diikuti oleh enam negara kuat Asia, termasuk Indonesia, Irak, Oman, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan Arab Saudi. Penunjukan dua negara Teluk yang juga kontestan jelas menimbulkan polemik soal keadilan dan fair play.
Ada Dugaan Kepentingan Politik dan Balas Budi FIFA
Pengamat sepak bola Indonesia, Gita Suwondo, mengungkap adanya kemungkinan kaitan antara keputusan tersebut dengan kepentingan FIFA. Gita menyebut bahwa FIFA memiliki "utang jasa" kepada Qatar, yang sebelumnya sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan bersedia menjadi penyelenggara Piala Dunia U-17 selama lima tahun berturut-turut mulai 2025.
“Tidak aneh jika Qatar kembali mendapat kepercayaan. FIFA memang memiliki hubungan strategis dengan mereka,” kata Gita seperti dikutip dari Kompas.com.
Ia juga menyinggung soal Arab Saudi yang langsung ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 tanpa proses lelang. Menurutnya, itu menjadi sinyal kuat bahwa negara-negara Teluk memiliki pengaruh besar di FIFA dan AFC.
Perubahan Aturan Tuai Tanda Tanya
Lebih jauh, Gita juga menyoroti ketidakkonsistenan AFC dalam menentukan lokasi pertandingan. Awalnya disebut bahwa babak keempat akan digelar di venue netral. Namun, mendadak AFC merubah kebijakan dengan menjadikan peringkat FIFA tertinggi sebagai kriteria utama penunjukan tuan rumah.
Anehnya, pada pertandingan terakhir, Uni Emirat Arab dan Irak justru menyalip Qatar dan Arab Saudi dalam perolehan poin FIFA. Meski begitu, dua negara Teluk tetap dipilih sebagai host.
“Seharusnya UEA atau Irak yang jadi tuan rumah jika benar mengikuti peringkat FIFA. Tapi kenyataannya tidak demikian,” ujar Gita menambahkan.
Ia menilai AFC sering mengeluarkan pernyataan yang membingungkan, sementara FIFA sendiri telah menyerahkan wewenang penuh kepada konfederasi untuk menyusun regulasi babak ketiga hingga kelima kualifikasi.
Editor : Rizal Fadillah