BMKG Pastikan Pemicu Gempa Bumi Magnitudo 2,7 Guncang Cimahi Bukan Sesar Lembang

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memastikan pemicu gempa berkekuatan magnitude 2,7 yang mengguncang Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Minggu (29/6/2025), bukan Sesar Lembang. Titik pusat gempa bumi tersebut titik berjarak 7 kilometer dari Sesar Lembang.
Kepastian itu disampaikan Ketua Tim Bidang Data Pelayanan dan Informasi BMKG Bandung Virga Librian kepada wartawan, Senin (30/6/2025).
"Bukan masuk dari aktivitas gempa Sesar Lembang. Lokasinya lebih ke utara dari Sesar Lembang kurang lebih berjarak sekitar 7 kilometer," kata Virga.
Virga menyatakan, BMKG belum dapat memastikan gempa bumi yang terjadi pada Minggu (29/6/2025) tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar apa. Namun, BMKG menduga gempa bumi terjadi akibat aktivitas vulkanik atau karena sesar lokal di sekitar Gunung Tangkubanparahu.
Sebab, ujar Virga, posisi titik gempa bumi yang mengguncang Cimahi dan KBB itu berada di timur Gunung Tangkubanparahu. “Gempa bumi serupa pernah terjadi dua kali pada Februari 2024 dengan magnitudo 2,8 hingga 2,9 dan dipastikan tidak berkaitan dengan Sesar Lembang,” ujar Virga.
Menurut Virga, gempa bumi bias disebabkan oleh Sesar Lembang jika jaraknya dekat sekitar 1 kilometer dan 2 kilometer dari sesar yang membentang 29 km dari Lembang, KBB hingga Tanjungsari, Sumedang tersebut.
Sedangkan gempa bumi yang terjadi pada Minggu (29/6/2025), relatif jauh dari Sesar Lembang. "Kami bisa menyatakan itu (gempa bumi) diakibatkan oleh Sesar Lembang apabila jaraknya dekat dari sumbernya," tuturnya.
Virga mengatakan, gempa bumi kemarin yang terjadi akibat aktivitas seismik dan bukan vulkanik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat sumber gempa.
"Adanya aktivitas seismik sebenarnya menunjukkan memang di daerah itu memang ada sumber gempa. Tetapi ya itu kami masih belum mengetahui sesar apa yang ada di sana," ucap Virga.
BMKG, ujar Virga, mengimbau masyarakat mengecek informasi yang diterima dan memastikannya dari BMKG sehingga tidak termakan hoaks. Selain itu, masyarakat harus siap siaga terhadap potensi bencana gempa bumi.
"Apabila memang merasakan gempa yang cukup kuat, kita berlindung di struktur bangunan yang kuat atau di bawah meja. Tetapi apabila memungkinkan kita untuk keluar, sebisa mungkin kita keluar," ujarnya.
Editor : Agus Warsudi