Langkah Nyata Atasi Kemiskinan, Sekolah Rakyat Segera Dibuka di Bandung

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jebo secara resmi menutup rangkaian pembekalan calon guru Sekolah Rakyat pada Jumat (12/7/2025). Penutupan dilakukan di Poltekesos Bandung, yang juga menjadi lokasi Sekolah Rakyat pertama yang akan mulai beroperasi pada Senin (14/7/2025).
Pembekalan ini telah berlangsung sejak 10 Juli secara daring dan diikuti oleh 1.569 peserta dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Menteri Sosial dan berlangsung selama tiga hari dengan materi intensif.
Dalam sambutannya, Wamensos Agus Jebo menekankan pentingnya peran guru dalam memahami filosofi Sekolah Rakyat yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
“Materi yang dijadikan pembekalan ada mulai dari kurikulum, orientasi Sekolah Rakyat, pendidikan inklusi—yang ramah anak, ramah HAM, termasuk talent mapping,” jelas Agus.
Ia juga menyoroti pentingnya empati sebagai karakter utama yang harus dimiliki para calon guru, mengingat sistem asrama akan memisahkan siswa dari keluarga mereka.
“Hal terpenting dari pembekalan ini, karena ini Sekolah Rakyat—yang diperuntukkan bagi saudara-saudara kita yang keluarganya miskin dan miskin ekstrem, di pembekalan ini kita meminta supaya guru-guru ini punya empati terhadap siswa,” tambahnya.
Selain fokus akademik, pendidikan karakter menjadi pilar utama, mencakup nilai kebangsaan, keagamaan, dan sosial. Siswa juga akan dibekali keterampilan praktis sebagai bekal untuk dunia kerja apabila tidak langsung melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Setelah menutup kegiatan pembekalan, Wamensos bersama tim dari Pusdiklat dan Direktur Poltekesos meninjau langsung fasilitas yang akan digunakan oleh siswa angkatan pertama.
“Kita sudah cek dari mulai kelasnya, asramanya, terus kemudian laboratoriumnya, dapurnya, tempat makannya, tempat tidurnya, semuanya aman,” ujarnya usai inspeksi.
Sebanyak 100 siswa—52 laki-laki dan 48 perempuan—akan menjadi peserta perdana Sekolah Rakyat Poltekesos. Sebelum memulai kelas, mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan selama dua hari.
“Kebutuhan proses belajar mengajar di kelas, kebutuhan untuk di asrama, termasuk kebutuhan-kebutuhan pribadi itu sudah kita siapkan dan besok semua sudah aman supaya nanti Senin bisa dimulai,” kata Agus.
Untuk urusan konsumsi, Kemensos berencana bekerja sama dengan Badan Gizi. Namun, pada tahap awal, makanan akan disediakan melalui sistem katering.
Penerimaan siswa dilakukan secara ketat dan berbasis data Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Proses verifikasi melibatkan Kementerian Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS), serta Dinas Sosial daerah.
Hasil seleksi juga mendapat pengesahan dari kepala daerah sebelum diteruskan ke Kemensos sebagai dasar penerimaan.
Agus Jebo juga memperkenalkan sistem kurikulum fleksibel dengan pendekatan Multi Entry Multi Exit, memungkinkan siswa menyelesaikan pendidikan sesuai kecepatan belajar masing-masing.
“Kalau siswa SD bisa selesaikan kurikulum dalam 4 tahun, mereka bisa lulus tanpa harus menunggu 6 tahun. Begitu juga siswa pindahan bisa masuk di tengah jalan sesuai kapasitas sekolah,” terangnya.
Tak hanya itu, siswa juga akan dilatih kemampuan berbahasa Inggris dan keterampilan digital. Fasilitas pendukung seperti laboratorium bahasa dan perangkat digital sudah disiapkan.
“Termasuk kemudian kita akan membekali mereka untuk bisa Bahasa Inggris, makanya ada lab-nya. Peralatan untuk belajar mengajar itu digital, mulai dari laptop, dan lain-lain,” tandasnya.
Dengan pembekalan menyeluruh ini, Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi pendidikan inklusif dan berkeadilan yang memberi peluang setara bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk meraih masa depan lebih cerah.
Editor : Agung Bakti Sarasa