Padel, Olahraga Baru yang Makin Populer di Bandung: Aman, Seru, dan Cocok Segala Usia

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Olahraga padel kini mulai mencuri perhatian masyarakat Indonesia, termasuk di Kota Bandung. Awalnya populer di Meksiko dan negara-negara Eropa seperti Spanyol, olahraga raket ini kini tumbuh pesat di Tanah Air dan bahkan disebut-sebut menjadi gaya hidup baru.
Menurut Hartono Soekwanto, salah satu pegiat padel di Bandung, daya tarik olahraga ini terletak pada kemudahannya dimainkan oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua.
"Perkembangan padel ini memang luar biasa karena memang mudah untuk dimainkan siapa pun. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, sehingga olahraga ini sangat bagus buat rekreasi sehat bersama keluarga," ujarnya saat ditemui di lapangan PadelPlush, Jalan Cihampelas, Bandung, Rabu (23/7/2025).
Meski serupa dengan tenis, padel punya karakteristik berbeda. Salah satunya ukuran lapangan yang lebih kecil — hanya sepertiga dari lapangan tenis konvensional — membuat permainan ini terasa lebih ringan dan ramah bagi pemula.
"Lapangan padel ini panjangnya 20 meter dan lebarnya 10 meter, jadi lebih kecil dari lapangan tenis. Karena itu, lebih aman dan tidak terlalu melelahkan, apalagi untuk orang tua," jelas Hartono.
Selain itu, material lantai padel yang lebih empuk dibandingkan lapangan tenis juga menjadi nilai tambah, terutama untuk mereka yang memiliki masalah pada persendian.
"Lantai lapangan padel pun lebih aman karena tidak sekeras lapangan tenis. Apalagi sol sepatu khusus padel juga lebih empuk. Ini penting buat mereka yang sudah berusia di atas 40 tahun karena biasanya suka bermasalah di persendian," tambahnya.
Hartono, yang kini berusia 53 tahun, mengaku sudah beralih dari tenis ke padel karena pertimbangan usia dan fisik. Sebelumnya, ia aktif mengikuti turnamen tenis master dan pernah berpasangan dengan mantan atlet nasional Bonit Wiryawan.
"Kalau usia masih di bawah 40 tahun, kita masih bisa berlari mengejar bola di lapangan tenis. Tapi kalau sudah di usia seperti saya, ya sudah sulit untuk menutup lapangan sebesar itu. Padel akhirnya jadi pilihan saya untuk tetap aktif berolahraga," ujarnya.
Selain faktor kenyamanan, padel juga memberi manfaat kesehatan yang signifikan tanpa risiko cedera berat. Hartono menekankan bahwa olahraga ini membantu menjaga kebugaran, bahkan menstabilkan gula darah.
"Tak hanya keluar keringat dan bikin badan lebih bugar, main padel ini bisa stabilkan gula darah saya. Jadi olahraga ini bagus buat penderita diabetes. Tidak terlalu banyak lari, kardionya dapat, dan tidak terlalu memaksa jantung kerja lebih keras," tuturnya, yang juga dikenal sebagai juara kontes ikan koi dunia dua kali berturut-turut di Jepang.
Meski relatif aman, Hartono mengingatkan pentingnya pemanasan sebelum bermain karena bobot raket padel lebih berat dibanding raket tenis biasa.
"Raket untuk pemula di tenis itu beratnya 225–260 gram, sedangkan raket padel bisa mencapai 335–355 gram. Itu hampir setara dengan raket Novak Djokovic. Jadi kalau tidak hati-hati dan tidak pemanasan dulu, risiko cedera pada siku atau sendi tangan bisa saja terjadi," jelasnya.
Tak hanya peralatan, kondisi lapangan pun harus memenuhi standar keamanan. Hartono menyoroti pentingnya permukaan lapangan yang rata dan ventilasi udara yang baik.
"Jangan sampai karena sedang booming, pemilik lapangan hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan keamanan pemain. Lapangan PadelPlush ini saya lihat cukup baik, bahkan bisa dibilang terbaik di Indonesia. Atapnya tinggi, sirkulasi udaranya bagus, sesuai standar internasional," ungkapnya.
Hartono optimis bahwa padel akan terus berkembang, tidak hanya sebagai olahraga rekreasi keluarga tetapi juga sebagai cabang prestasi.
"Padel ini sudah diakui KONI sebagai olahraga prestasi. Meski sekarang masih tren musiman, saya yakin ke depan akan ada seleksi alam. Saya sendiri ingin serius ikut dan menang di kejuaraan untuk usia saya, seperti halnya dulu di tenis. Semoga induk organisasi padel bisa menghadirkan lebih banyak kompetisi untuk kami," tutup Hartono penuh semangat.
Editor : Agung Bakti Sarasa